Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.authorGinting, Roy Syahputra
dc.date.accessioned2023-11-02T06:11:08Z
dc.date.available2023-11-02T06:11:08Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130219
dc.description.abstractSalah satu hal yang menjadi fokus utama dalam suatu pemerintahan wilayah, baik itu negara, propinsi maupun kabupaten/kota adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang dicirikan dari nilai PDBnya, pada Tahun 2002 hingga Tahun 2006 menunjukkan kecenderungan yang meningkat Meskipun besarannya masih lebih rendah dari prakiraan Bank Indonesia, namun hasil ini tentunya patut disyukuri. Untuk bisa mempertahankan dan meningkatkan PDB ini, tentunya perlu dilakukan berbagai tindakan perbaikan terhadap faktor-faktor yang potensial dalam mendukung kelancaran kegiatan sektor-sektor ekonomi yang ada sehingga sektor-sektor tersebut mampu mencapai suatu tahap keberhasilan dan kemapanan yang pada akhirnya akan menguntungkan semua pihak dan terciptanya kemajuan serta kemandirian bangsa. Selain perbaikan iklim politik yang memang masih belum stabil, ketersediaan infrastruktur yang memadai juga merupakan salah satu hal pokok yang harus dibenahi. Pembangunan infrastruktur dilakukan pemerintah di berbagai wilayah di Indonesia, dengan tujuan agar proses pembangunan dapat berlangsung di semua tempat Masing-masing pemerintah daerah menetapkan dan menerapkan kebijakan mengenai pembangunan infrastruktur sehingga daerahnya dapat semakin maju dan berkembang. Salah satu wilayah yang terus mengembangkan dan meningkatkan ketersediaan infrastrukturnya adalah Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaan pengeluaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk infrastruktur transportasi dan sumberdaya air, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya alokasi pengeluaran Pemkot Bogor untuk kedua jenis infrastruktur tersebut, menganalisis besarnya peran dan pengaruh pengeluaran untuk kedua jenis infrastruktur tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bogor dan mengkaji program Pemkot Bogor untuk kedua jenis infrastruktur tersebut dan mengkaitkannya dengan hasil dari pelaksanaan program tersebut di lapangan. Kajian dilakukan berdasarkan data, informasi dan wawancara yang dilakukan dengan pegawai instansi Pemkot Bogor. Sementara analisis dilakukan dengan metode ekonometrika melalui model persamaan sinultan. Pengeluaran Pemkot Bogor untuk infrastruktur transportasi dan infrastruktur sumberdaya air, mulai dari tahun 1985 hingga tahun 2005, nilainya selalu berfluktuasi. Tidak ada suatu kecenderungan ataupun pola tertentu dari pengeluaran Pemkot Bogor untuk infrastruktur tersebut. Jumlah terkecil dan terbesar pengeluaran Pemkot Bogor untuk infrastruktur transportasi dan sumberdaya air (PTP) terjadi pada tahun 1986 dan tahun 2005. Sedangkan jika dilihat dari rasio PTP tersebut terhadap total pengeluaran Pemkot, nilai terkecil dan terbesarnya terjadi pada tahun 1986 dan tahun 1997. Model pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur transportasi dan sumberdaya air (yang disingkat penyebutannya menjadi pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur) diformulasikan terdiri atas 1 variabel endogen dan 4 variabel eksogen. Seluruh variabel tersebut berada dalam bentuk rasio terhadap total pengeluaran Pemkot Model ini memberikan nilai koefisien determinasi (R3) sebesar 95,1 persen dan nilai F hitungnya 76,92. Besarnya nilai F hitung ini menunjukkan bahwa variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk non infrastruktur terhadap total pengeluaran Pemkot, variabel rasio antara penerimaan Pemkot terhadap total pengeluaran Pemkot, variabel populasi penduduk dan variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur satu tahun yang lalu terhadap total pengeluaran Pemkot satu tahun yang lalu secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur terhadap total pengeluaran Pemkot Secara parsial, variabel eksogen yang berpengaruli nyata terhadap variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur terhadap total pengeluaran Pemkot (variabel endogen) pada taraf signifikansi (a) 10% adalah variabel rasio antara penerimaan daerah terhadap total pengeluaran Pemkot, variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk non infrastruktur terhadap total pengeluaran Pemkot dan variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur satu tahun yang lalu terhadap total pengeluaran Pemkot satu tahun yang lalu. Adapun variabel populasi penduduk tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur terhadap total pengeluaran Pemkot. Model ekonometrika pertumbuhan ekonomi Kota Bogor, yang dicirikan dengan nilai PDRB riilnya, diformulasikan terdiri atas 1 variabel endogen dan 5 variabel eksogen. Dari lima variabel eksogen tersebut, variabel investasi industri lokal berada dalam bentuk rasio terhadap PDRB atas dasar harga berlaku dan variabel pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur berada dalam bentuk rasio terhadap total pengeluaran Pemkot Model ini menghasilkan nilai koefisien determinasi (R) dan nilai F hitung masing-masing sebesar 99,6 persen dan 728,01. Nilai F hitung yang sangat besar ini dengan jelas menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk, variabel rasio antara investasi industri lokal terhadap PDRB, variabel rasio antara pengeluaran Pemkot untuk infrastruktur terhadap total pengeluaran Pemkot, variabel PDRB per kapita dan variabel dummy krisis secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel PDRB rüil Dilihat dari p-valuenya, variabel jumlah populasi penduduk, variabel rasio antara tingkat investasi terhadap PDRB, variabel PDRB per kapita dan variabel dummy krisis ekonomi secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel PDRB riil Kota Bogor pada taraf signifikansi (a) 10%. Program-program peningkatan ketersediaan infrastruktur transportasi dan infrastruktur sumberdaya air yang dirancang oleh Dinas Bina Marga dan Pengairan dan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, selaku instansi yang berwenang, sudah sangat baik. Namun, aplikasinya di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Beberapa hal yang ditengarai sebagai penyebabnya adalah persepsi masyarakat mengenai tanggung jawab Pemkot terhadap infrastruktur yang masih salah, kesalahan dalam perilaku masyarakat dan waktu pelaksanaan program yang kurang tepat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcInfrastruktur sumberdaya airid
dc.titleFaktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur transportasi dan sumberdaya air serta kaitannya dengan PDRB kota Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPengeluaran Pemkot Bogorid
dc.subject.keywordPembangunan wilayahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record