Show simple item record

dc.contributor.authorMustika, Istiana
dc.date.accessioned2010-05-05T13:06:34Z
dc.date.available2010-05-05T13:06:34Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13014
dc.description.abstractIndonesia adalah negara berkembang yang menganut sistem perekonomian terbuka kecil dimana di dalamnya terdapat kegiatan perdagangan internasional seperti kegiatan ekspor tetapi , Indonesia bukan sebagai pembuat harga (price maker) sehingga tidak terlepas dari interaksi internasional seperti perdagangan luar negeri. Salah satu industri manufaktur yang mempunyai peranan cukup besar terhadap ekspor non-migas adalah industri elektronika.. Televisi sudah menjadi kebutuhan melekat pada masyarakat Indonesia. Pada saat ini Indonesia masih menjadi eksportir televisi terbesar untuk wilayah ASEAN. Produksi domestik televisi di Indonesia pada periode 12 tahun (1996–2007) terakhir menunjukkan adanya peningkatan tiap tahunnya,. Akan tetapi peningkatan produksi domestik ini tidak diikuti oleh peningkatan yang tinggi dari nilai dan volume ekspornya. Beberapa variabel yang diduga mempengaruhi volume penawaran ekspor televisi ke Malaysia, Singapura, dan Thailand antara lain harga ekspor, harga domestik, produksi domestik, konsumsi domestik, nilai tukar, lag ekspor, dan dummy krisis ekonomi. Oleh sebab itu, yang akan menjadi masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perkembangan ekspor televisi dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penawaran ekspor televisi Indonesia di pasar internasional serta bagaimana kondisi daya saingnya secara umum. Penelitian ini dilakukan dengan teknik estimasi menggunakan data panel (pooled data) yang merupakan kombinasi antara data time-series dab cross section. Dalam penelitian ini digunakan data time series selama periode waktu tahun 1996-2007, sedangkan komponen cross section yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga negara yang merupakan negara importir televisi terbesar dari Indonesia di kawasan ASEAN. Negara-negara tersebut yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand. Analisis daya saing dilakukan dengan perhitungan indeks RCA untuk melihat keunggulan komparatifnya dan model teori berlian Porter untuk melihat keunggulan komparatifnya. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan E-views 5.1. Pengolahan data dilakukan dengan tiga metode yaitu metode pooled ols, metode fixed effect, dan metode random effect. Selanjutnya dilakukan uji kesesuaian model dan kriteria statistik untuk mengetahui metode mana yang terbaik dalam mengestimasi model. Dari hasil pengolahan data, uji kesesuain model dan kriteria statistik diketahui bahwa metode yang terbaik dalam estimasi model adalah metode fixed effect. Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa variabel harga ekspor berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand dengan elastisitas sebesar 0,80 persen, artinya jika terjadi kenaikan harga ekspor sebesar satu persen, maka akan meningkatkan volume ekspor sebesar 0,80 persen (cateris paribus). Variabel produksi domestik berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap volume penawaran ekspor televisi Indonesia dengan elastisitas sebesar 0,55 persen, artinya jika terjadi kenaikan kenaikan produksi domestik sebesar satu persen, maka akan meningkatkan volume ekspor sebesar 0,55 persen (cateris paribus). Variabel lag ekspor berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap volume penawaran ekspor televisi Indonesia dengan elastisitas sebesar 0,22 persen artinya jika terjadi kenaikan lag ekspor sebesar satu persen, maka akan meningkatkan volume ekspor sebesar 0,22 persen (cateris paribus). Berdasarkan hasil regresi pada panel data, diperoleh hasil koefisien variabel dummy krisis ekonomi adalah sebesar 1,31. Hasil pengujian terhadap koefisien dummy krisis ekonomi ini menunjukkan bahwa volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura, dan Thailand sebelum dan sesudah terjadinya krisis ekonomi adalah berbeda secara signifikan. Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap volume penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Thailand dan Singapura adalah harga domestik, konsumsi domestik, dan nilai tukar. Hasil analisis daya saing menunjukkan untu analisis keunggulan komparatif dengan nilai perhitungan indeks RCA menunjukkan bahwa komoditi televisi Indonesia cukup berdaya saing.. Namun Indonesia masih dihadapkan dengan pesaing –pesaing berat lainnya seperti China, Mexico, dan Polandia. Analisis kompetitif dengan teori Berlian Poter menunjukkan bahwa komoditi televisi Indonesia berdaya saing lemah karena terdapat berbagai kendala yaitu, kualitas sumber daya manusia yang masih lemah, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung industri televisi di Indonesia, ketergantungan bahan baku yang sebagian besar masih diimpor serta kebijakan pemerintah yang masih belum kondusif. Pemerintah diharapkan dapat mengurangi intervensinya terhadap mekanisme perdagangan produk televisi. Salah satunya dengan mengkaji ulang mengenai PMK Nomor 620/PMK/.03/2004 tentang pemberlakuan pajak penjualan barang mewah dimana penetapan pajak penjualan untuk televisi masih sangat tinggi dan berbeda-beda untuk setiap jenis dan ukuran. Selain itu pemerintah diharapkan dapat merangsang pertumbuhan industri pendukung, melakukan kebijakan kuota impor untuk produk televisi dari China, menarik para investor untuk menanamkan modal mereka dalam industri televisi, serta meningkatkan distribusi pasar dengan memilih negara-negara tujuan ekspor televisi yang memiliki pertumbuhan impor televisi yang cukup tinggi.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis daya saing dan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor televisi Indonesia ke Malaysia, Singapura dan Thailandid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record