Dampak Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) terhadap Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan di Kampung Lebakpicung, Cibeber, Lebak, Banten
Abstract
Peningkatan jumlah penduduk memicu peningkatan kebutuhan energi,
tidak terkecuali energi listrik. Energi listrik tidak hanya dibutuhkan dalam beban
besar, tetapi juga dalam beban kecil yaitu lingkup rumah tangga. Energi listrik
tersebut seringkali belum dapat didistribusikan secara merata di Indonesia karena
keterbatasan pasokan dan sulitnya akses distribusi. Kendala-kendala tersebut
dapat diatasi dengan memanfaatkan sumber energi lokal yang tersedia di daerahdaerah
yang belum mendapatkan pasokan listrik dari negara. Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan salah satu
alternatif dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di Kampung Lebakpicung.
Dampak langsung dan tidak langsung dari keberadaan PLTMH dapat
mempengaruhi kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di Kampung
Lebakpicung. Identifikasi dampak PLTMH terhadap kondisi sosial masyarakat
dilihat melalui persepsi masyarakat terhadap PLTMH, perubahan pola nafkah, dan
pranata sosial. Identifikasi dampak PLTMH terhadap kondisi ekonomi masyarakat
dilihat melalui perubahan konsumsi energi, perubahan pendapatan bersih, dan
hubungan antara pendapatan dengan biaya listrik. Identifikasi dampak PLTMH
terhadap kondisi lingkungan yaitu dilihat melalui upaya reboisasi lahan kritis di
sekitar hulu sungai Ciambulawung. Data yang diperoleh pada penelitian dianalisis
secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan program
Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.
Penelitian ini dilakukan di Kampung Lebakpicung, Desa Hegarmanah,
Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Pemilihan lokasi
dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan Kampung Lebakpicung
merupakan Model Desa Mandiri Berbasis Mikro Hidro di sekitar Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Pengambilan data primer dilakukan pada
bulan Mei 2011.
Pembangunan PLTMH memberikan berbagai manfaat kepada masyarakat,
terutama listrik untuk penerangan. Dampak langsung adanya PLTMH hanya
dirasakan oleh responden yang memiliki mata pecaharian sebagai tukang
bangunan dan pemilik warung. Pembangunan PLTMH memberikan dampak
terhadap kelembagaan agama, kelembagaan adat, dan kelembagaan formal di
Kampung Lebakpicung. Koperasi “Bangkit Maju Bersama” merupakan
kelembagaan formal yang terbentuk setelah adanya PLTMH.
Setelah pembangunan PLTMH (tahun 2011), telah terjadi penghematan
pada total konsumsi energi di Kampung Lebakpicung yaitu sebesar Rp
1.212.068/bulan dan telah terjadi surplus pada total pendapatan bersih di
Kampung Lebakpicung yaitu sebesar Rp 5.963.985,023/bulan. Setelah
pembangunan PLTMH (tahun 2011) diketahui terdapat hubungan antara
pendapatan dengan biaya listrik. Surplus pendapatan akan cenderung diiringi juga
oleh peningkatan biaya listrik. Kegiatan yang dilakukan setelah pembangunan
PLTMH yaitu penanaman 1.000 pohon di lahan TNGHS dan 8.000 pohon di
lahan masyarakat.