Pengaruh Logam Berat Cd, Pb dan Cu pada Sedimen Terhadap Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Waduk Saguling, Jawa Barat
View/ Open
Date
2005Author
Sualia, Ita
Wardiatno, Yusli
Sudarso, Yoyok
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu dampak negatif dari berkembangnya aktivitas antropogenik di DAS Citarum Hulu adalah peningkatan konsentrasi logam berat yang masuk ke dalam Waduk Saguling. Logam berat mampu berikatan dengan bahan partikulat maupun tersuspensi yang selanjutnya akan mengendap di dasar perairan sebagai sedimen. Logam berat sebagai polutan toksik
berdampak negatif terhadap struktur komunitas makrozoobenthos Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui struktur komunitas makrozoobenthos yang hidup di Waduk Saguling; (2) mengkaji kemungkinann adanya pengelompokkan habitat berdasarkan kesamaan struktur komunitas makrozoobenthos; (3) mengkaji hubungan keberadaan logam berat Cd, Pb dan Cu terhadap struktur komunitas makrozoobenthos di Waduk Saguling.
Pengelompokkan habitat berdasarkan kesamaan struktur komunitas makrozoobenthos menggunakan similaritas Sorensen dengan analisis statistik Non Metric Dimentional Scaling (NMDS) dengan software Comunity Analysis Package versi 2.1. Untuk melihat pengaruh logam berat Cd, Pb dan Cu pada sedimen terhadap struktur komunitas makrozoobenthos, dilakukan korelasi parametrik Pearson Product Moment dengan atribut biologi yaitu: Kekayaan Taksa, Indeks Diversitas, Keseragaman, dan Biological Monitoring Working Party serta korelasi nonmetrik Rank Spearman Correlation dengan kepadatan gastropoda.
Makrozoobenthos yang ditemukan di Waduk Saguling terdiri dari 34 jenis yang dapat digolongkan kedalam lima filum yaitu Moluska, Uniramia, Annelida, Platyhelminthes dan
Crustacea. Cacing Limnodrilus dari filum Annelida kelas Oligochaeta merupakan jenis yang
paling banyak ditemukan dengan total kepadatan 63.293 individu/m2. Hasil ordinasi NMDS
menunjukkna tiga pengelompokkan habitat. Kelompok pertama Stasiun Gunung Wayang dengan kondisi tercemar ringan, kelompok kedua yaitu Stasiun Nanjung dengan kondisi
tercemar berat dan kelompok ketiga terdiri dari sepuluh stasiun yang berada di Waduk Saguling dengan kondisi tercemar sedang. Hubungan antara konsentrasi logam berat pada
sedimen dengan atribut biologi menunjukkan nilai korelasi yang negatif. Pada Selang
Kepercayaan 95% tingkat sensitifitas struktur komunitas makrozoobenthos di Waduk Saguling terhadap logam berat menunjukkan pola hierarki Pb>Cu>Cd.