Show simple item record

dc.contributor.advisorHidayat, Aceng
dc.contributor.advisorBahtiar, Rizal
dc.contributor.authorNurhidayati, Dwi Retno
dc.date.accessioned2023-11-02T01:57:50Z
dc.date.available2023-11-02T01:57:50Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/130052
dc.description.abstractFenomena perubahan iklim merupakan isu global yang menjadi sorotan seluruh manusia didunia saat ini. Perubahan iklim ditandai dengan meningkatnya suhu udara rata-rata bumi secara global. Fenomena perubahan iklim berpengaruh terhadap kondisi iklim mikro di berbagai wilayah di Indonesia. Iklim dan cuaca sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu, sedangkan iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Salah satu sektor yang terkena dampak perubahan cuaca adalah sektor pertanian, khususnya pertanian di Kecamatan Cigombong. Adanya perubahan cuaca mempengaruhi pola tanam petani di Cigombong. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi perubahan cuaca selama sepuluh tahun terakhir, 2) Mengkaji dampak perubahan cuaca terhadap pola tanam petani di Kecamatan Cigombong, 3) Mengkaji biaya, penerimaan, dan pendapatan petani untuk setiap pola tanam sebagai dampak perubahan cuaca yang terjadi di Kecamatan Cigombong. Karakteristik cuaca di Cigombong selama sepuluh tahun terakhir telah mengalami perubahan, ditandai dengan adanya peningkatan pada curah hujan, jumlah hari hujan, dan suhu udara. Hari hujan semakin panjang pada bulan kering menyebabkan musim kering dan musim hujan menjadi sulit ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, perubahan cuaca yang terjadi di Kecamatan Cigombong telah merubah pola tanam selama kurun waktu lima tahun terakhir. Pada saat musim kemarau yaitu pada tahun 2006 pola tanamnya yaitu padi-padipalawija. Sedangkan, pada saat musim hujan yaitu pada tahun 2010 pola tanamnya berubah menjadi padi-padi-padi. Berdasarkan hasil estimasi analisis R/C Ratio, pada tahun 2006 nilai R/C Ratio paling tinggi diperoleh Desa Pasir Jaya sebesar 2,27 dengan pola tanam: padi pandan wangi-padi ciherang-kacang panjang, sedangkan pada tahun 2010 nilai R/C Ratio paling tinggi diperoleh Desa Cisalada sebesar 2,41 dengan menggunakan pola tanam: padi inpari 7-padi inpari 13-padi merah. Berdasarkan hasil analisis usahatani, diperoleh bahwa pendapatan yang lebih tinggi didapatkan pada saat tahun 2010 dibandingan pada saat tahun 2006 di Cigombong khususnya Desa Cisalada dan Desa Ciburuy dengan selisih pendapatan sebesar Rp 6.622.631 dan Rp 5.095.187, sedangkan untuk Desa Pasir Jaya perubahan pola tanam akibat perubahan cuaca menyebabkan penurunan pendapatan dengan selisih sebesar Rp 3.329.125. Dengan demikian dalam menghadapi perubahan cuaca yang terjadi, pada saat kondisi musim kemarau petani sebaiknya menanam padi pandan wangi, padi ciherang, padi IR64 dengan menyelingi tanaman palawija seperti kacang panjang atau timun. Sedangkan pada saat musim hujan petani sebaiknya menanam padi inpari 7, inpari 13, dan padi merah. Hal ini dikarenakan varietas tersebut memiliki produktivitas tinggi pada kondisi musim hujan dan musim kemarau.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEconomics and Development Studie - Resources and Environmental Economicsid
dc.titleAnalisis Dampak Perubahan Iklim Terhadap Pola Tanam dan Pendapatan Petani (Kasus Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordWeather changesid
dc.subject.keywordCropping patternid
dc.subject.keywordProduction costsid
dc.subject.keywordRevenueid
dc.subject.keywordFarmers incomeid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record