Aplikasi sistem informasi geografis dalam penentuan zona potensial budidaya abalone (haliotis asinina) di gugus pulau pramuka, DKI Jakarta
View/ Open
Date
2010Author
Nahusuly, Yohan Sonny
Manurung, Djisman
Arhatin, Risti Endriani
Metadata
Show full item recordAbstract
Penentuan lokasi budidaya memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan budidaya. Penentuan zona potensial budidaya
abalone harus sesuai dengan karakteristik perairan sebagai syarat tumbuhnya.
Oleh karena itu diperlukan suatu kajian dengan perangkat analisis yang tepat,
salah satunya adalah dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penentuan
kawasan dengan menggunakan perangkat SIG telah banyak dilakukan pada
data spasial berbasis vektor. Kelemahan metode ini yaitu kurang akuratnya area
hasil analisis yang direpresentasikan, karena melalui proses vektorisasi
(generalisasi). Analisis spasial pada data raster merupakan dasar dari metode
Cell Based modeling – SIG, yang dapat digunakan sebagai penentuan kawasan
optimum (Suitability Modeling) (ESRI, 2002).Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan zona potensial budidaya abalone (Haliotis asinina) di Gugus Pulau
Pramuka, DKI Jakarta, menggunakan Sistem Informasi Geografis.
Penelitian ini dilakukan di Perairan Gugus Pulau Pramuka, Kepulauan
Seribu – DKI Jakarta yang terletak pada 05°43’30” dan 05°45’30” Lintang
Selatan dan 106°35’30” dan 106°37’30” Bujur Timur. Survey lapang dilakukan
pada tanggal 18 – 24 April 2008. Penelitian ini dilakukan pengintegrasian data
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Alur penelitian ini
meliputi pengolahan citra awal, survey lapang, pembuatan basis data dan
analisis kesesuaian perairan.
Parameter yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas delapan
parameter yang merupakan modifikasi dari Tahang,M et. al.(2006); Trisakti, et.
al.(2002) dan diskusi pakar. Parameter – parameter tersebut yaitu kedalaman
perairan, substrat dasar, kecerahan, pH, oksigen terlarut, kecepatan arus, suhu,
dan salinitas. Parameter substrat dan kecerahan perairan merupakan parameter
budidaya yang diturunkan dari hasil transformasi algoritma. Parameter yang lain
di interpolasikan dengan metode natural neighbors. setelah seluruh parameter
sudah dispasialkan dan berformat raster, kemudian di tumpang susun (overlay)
dengan metode weighted overlay.
Hasil analisis spasial dengan menggunakan metode cell based modeling
didapatkan daerah zona potensial budidaya abalone baik menggunakan metode
Keramba Jaring Apung (KJA) maupun pen-culture (kurungan tancap). Untuk
metode KJA didapatkan daerah sangat sesuai yang terkosentrasi pada selatan
Pulau Panggang dan timur laut dari Gosong Pramuka dengan luas 28,7 Ha.
Daerah dengan kategori sesuai yang mendominasi hampir diseluruh perairan
gugus Pulau Pramuka dengan luasan 970,36 Ha. Pada metode Pen-culture,
daerah dengan kategori sangat sesuai yang berada di Sebelah selatan, tenggara,
timur laut dan utara dari Pulau Pramuka, sebelah tenggara dari Pulau Panggang
serta di sebelah timur laut baik Pulau Karya dengan luasan sebesar 3,74 Ha.
Sedangkan daerah dengan kategori sesuai berada mengelilingi pada pulau
Pramuka, Panggang, Karya, Gosong Pramuka dan sebelah timur laut dari pulau
karya dengan luasan sebesar 73,86 Ha.