Biologi reproduksi dan studi kebiasaan makanan ikan sebarau (Hanipala macrolepidota) di Sungai Musi
Abstract
Ikan sebarau (H. macrolepidota) merupakan salah satu potensi sumberdaya perikanan di Sungai Musi yang mengalami ancaman kepunahan akibat adanya usaha penangkapan dengan penyetruman, pencemaran dan pendangkalan di wilayah perairan tersebut. Pengelolaan sumberdaya perikanan perlu segera dilakukan untuk mengatasi hal ini. Penelitian mengenai aspek biologi reproduksi dan studi kebiasaan makanan diharapkan dapat menjadi informasi dasar bagi pengelolaan tersebut baik untuk kegiatan budidaya maupun usaha penangkapan ikan sebarau (H. macrolepidota) di Sungai Musi.
Pengambilan ikan contoh dilakukan pada bulan Juni 2006, Agustus 2006 dan Januari 2007 di Sungai Musi dengan menggunakan alat tangkap Gillnet (jaring insang). Analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Ekobiologi Perairan dan Laboratorium Biomikro, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis data meliputi hubungan panjang berat, rasio kelamin, faktor kondisi, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, pola pemijahan, index of preponderance (IP), indeks kepenuhan lambung (IKL), serta luas relung dan tumpang tindih relung makanan.
Frekuensi ikan sebarau (H. macrolepidota) yang diamati selama penelitian adalah sebanyak 92 ekor yang terdiri dari 55 ekor ikan jantan dan 37 ekor ikan betina dengan panjang total berkisar antara 45-300 mm. Hubungan panjang berat ikan sebarau (H. macrolepidota) jantan dan betina adalah W=1x10-13,001 dan W=9x10613.0265 Maka pola pertumbuhannya adalah isometrik. Rasio kelamin secara keseluruhan selama penelitian seimbang. Rata-rata faktor kondisi cenderung meningkat seiring dengan peningkatan tingkat kematangan gonad. Ikan sebarau (H. macrolepidota) telah memasuki waktu memijah dan bulan Agustus diduga sebagai waktu memijah ikan tersebut. Indeks kematangan gonad ikan jantan lebih besar dibandingkan dengan ikan betina. Pada penelitian ini fekunditas dan pola pemijahan tidak dapat ditentukan karena ikan betina yang tertangkap belum mengalami kematangan gonad.
Organisme yang ditemukan dalam saluran pencernaan ikan sebarau (H. macrolepidota) terdiri atas 5 jenis yaitu udang, ikan, butiran pasir, organisme tercerna dan organisme tidak teridentifikasi. Persentase makanan sebagian besar berupa organisme hewani sehingga ikan ini digolongkan ke dalam ikan karnivor. Tingkat konsumsi pakan relatif terbesar pada ikan sebarau (H. macrolepidota) jantan terjadi di bulan Agustus, sedangkan ikan betina terjadi di bulan Januari.
