Fungsi Keuntungan dan Permintaan Input Optimal Usaha Budidaya Keramba lkan Patin di Desa Lubuk Ruso, Pemayung, Batang Hari, Jambi
Abstract
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi perikanan adalah dengan
memanfaatkan danau, sungai, situ atau waduk yang tersebar di Indonesia melalui
usaha budidaya ikan dalam keramba danjaring apung yang sekarang telah banyak
dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat di sekitar tepian Sungai Batang Hari dan
danau di Provinsi Jambi mengetahui bahwa melalui usaha budidaya keramba dan
jaring apung akan mendapatkan keuntungan yang cukup besar.
Dalam analisis untuk membedakan antara skala usaha pada fungsi keuntungan
Cobb-Douglas dimasukkan variabel dummy. Data yang sudah ada dianalisis dengan
program komputer, yaitu Program Excel, SAS dan SPSS. Berdasarkan Shepard
Lemma diketahui bahwa besarnya faktor-faktor input optimal adalah turunan pertama
fungsi keuntungan maksimum terhadap faktor input bersangkutan. Elastisitas
penawaran output dan permintaan terhadap faktor input dapat diketahui dari teori
ekonomi yang ada, dengan melakukan derivite (menurunkan) dari fungsi penawaran
dan permintaan nya.
Fungsi keuntungan Cobb Douglas yang didapatkan dari analisis data dengan
metode Ordinary Least Square adalah LNF1 = -11,856828 -2,939873LnW1-
8,913366LnW2 -I,221542LnW3 -3,047645LnW4 +0.361285LnZ1+0.107253LnZ2 -
0.303524LnZ3 +0.353134LnZ4 +0.6894 79DJ2 -0.090301DJ3. Fungsi keuntungan ini
bersifat BLUE (penaksir linear terbaik yang tak bias), sehingga dapat mewakili
populasi yang sebenarnya. Kondisi skala Usaha yang dihadapi pembudidaya Ikan
Patin di Desa Lubuk Ruso adalah Constant Return to Scale, berarti setiap kenaikan
seluruh input akan menyebabkan kenaikan keuntungan dengan proporsi yang sama.
Permintaan input tetap pada kondisi aktual masih sangat j auh dari input optimalnya.
Penggunaan benih yang optimal adalah pada tingkat pemakaian 21.475 ekor per
musim tanam, pakan sebanyak 4.657,169 kg, obat-obatan 172,624 liter dan Tenaga
Kerja 392,428 HKP per musim tanamnya.
Efisiensi Ekonomi Relatif menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efisiensi
ekonomi antar skala usaha. Skala usaha sedang dan kecil, sedang dan besar
rnenunjukkan tidak terdapatnya kesamaan efisiensi ekonomi, kecuali antara skala
kecil dan besar, dimana terdapat kesamaan efisiensi ekonomi yang mengisyratkan
bahwa skala besar unggul dalam efisiensi tekhnis dan skala kecil unggul dalarn
efisiensi alokatif.