Show simple item record

dc.contributor.advisorTjitropranoto, Prabowo
dc.contributor.advisorGani, Darwis S.
dc.contributor.advisorHubeis, Aida Vitayala Sjafri
dc.contributor.authorHakim, Imron Abdul
dc.date.accessioned2023-10-29T02:16:52Z
dc.date.available2023-10-29T02:16:52Z
dc.date.issued1987
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129084
dc.description.abstractPusat Pengembangan Agribisnis (PPA) sebagai salah satu Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM) telah menyelenggarakan berbagai program pembinaan dan pengembangan masyarakat melalui pendekatan kelompok. Salah satu diantaranya adalah kelompok Usaha Bersama di kalangan petani di kecamatan Jonggol, kabupaten Bogor. Dalam kegiatannya kelompok tersebut menggunakan "lumbung" sebagai tempat penyim- panan gabah dan pupuk milik bersama (milik kelompok). Karena itu, untuk selanjutnya dinamakan "Kelompok Perlumbungan", Kelompok Perlumbungan dibentuk melalui suatu musyawarah diantara sesama calon anggota. Kemudian ditetapkan pengurus kelompok yang dipilih dari dan oleh anggota dengan struktur kepengurusan yang relatif sederhana yaitu, terdiri dari seorang ketua, sekretaris dan bendahara. Jenis usaha Kelompok Perlumbungan yang utama ialah menyediakan pupuk bagi anggota. Pada musim tanam anggota meminjam pupuk. Kemudian pada musim panen pinjaman tersebut dibayar dengan gabah sesuai dengan kesepakatan bersama (kelompok). Modal usaha kelompok berasal dari tabungan anggota (modal swadaya) dan pinjaman (kredit) tanpa bunga dari PPA. Kelompok Perlumbungan sangat ditunjang oleh kelompok-kelompok tradisional seperti, kelompok arisan "peureum beunta", kelompok untal dan kelompok pengajian. Kelompok Perlumbungan ini pun merupakan suatu usaha meningkatkan kualitas kegiatan-kegiatan kelompok sosial tradisional walaupun belum semua anggota kelompok tersebut menjadi anggota Kelompok Perlumbungan. Sebagian besar (60%) anggota Kelompok Perlumbungan ter- golong pada usia produktif (33-53 tahun). Tingkat pendidikan formal yang relatif rendah yaitu hanya setingkat sekolah dasar dan 60 persen diantaranya tidak tamat. Sebagian besar anggota (57.5%) memiliki tanah pertanian kurang dari 0.50 hektar. Walaupun sebagian besar dari mereka memiliki pekerjaan tambahan di luar usahatani (berdagang, berburuh dan lain-lain) namun pendapatan yang mereka peroleh relatif tetap kecil (kurang dari Rp. 50.000,-). ...id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcRural communitiesid
dc.subject.ddcRural developmentid
dc.subject.ddcSelf sufficiency groupsid
dc.titlePengembangan kelompok swadaya masyarakat desa: kasus kelompok perlumbungan di Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogorid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record