Show simple item record

dc.contributor.advisorSoerianegara, Ishemat
dc.contributor.advisorHadikoesworo, Harjadi
dc.contributor.advisorS.B. Silalahi
dc.contributor.authorHutabarat, Maruli
dc.date.accessioned2023-10-29T02:09:03Z
dc.date.available2023-10-29T02:09:03Z
dc.date.issued1987
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129072
dc.description.abstractTujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui laju- nya penciutan hutan, dan karakteristiknya sehubungan transisi sosial tahun 1969 dan marginalitas fisik, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk itu diteliti 30 desa contoh di Kabupaten Sumba Timur dalam dua Wilayah Kelompok DAS dan tiga Wilayah Ketinggian, dengan tiga seri data luas hutan yakni tahun 1930, 1969 dan 1986. Rataan Geometri dipakai mengukur laju penciutan hutan per tahun, perbedaannya menurut pengwilayahan diuji dengan Klasifikasi Eka-arah dan atau Uji-jarak, lantas 19 peubah-peubah yang diduga berperan terhadap laju penciutan hutan dikaji pula dengan model Regresi Linier Berganda secara bertatar. Seluas 32.714 hektar hutan telah menciut dalam 56 tahun ini, dengan rataan laju penciutannya 1.42 persen per tahun. Sesudah tahun 1969, laju tersebut praktis be lum berobah (a 0.85) meski cenderung semakin berkurang. Untuk wilayah yang fisiknya berbeda-beda, laju tersebut praktis sama, baik antar Kelompok DAS (a 0,26) maupun an tar Ketinggian (a 0,27); namun laju penciutan hutan cen derung lebih tinggi jika lereng lebih ringan sementara faktor-faktor fisik lainnya lebih berat. Indikasi dari lokasi sisa cendana dan suksesi lontar pun sejalan dengan kecenderungan itu. Faktor yang menyebabkan penciut an hutan bukan Alam, melainkan Manusia, melalui 7 peubah yang mempengaruhi laju penciutan hutan (R² 0.70). Laju tersebut dipacu oleh Luas Padang Rumput, Tingkat Pendapatan, Produktivitas Lahan, dan Luas Tanah Milik, sedang kan yang mengeremnya ialah Luas Sawah, Kedapatan Petani, dan Luas Ladang. Maka diperlukan segera upaya penanggulangan yang berdimensi lingkungan, bagi semua tempat yang dapat diprioritaskan berdasarkan sekala kekritisan pangan dan hidroorologis. Pemrioritasan pangan dalam Pelita Daerah masih perlu dilanjutkan, melalui intensifikasi pertanian-peternakan yang tidak menekan hutan. Dalam mengintegrasikannya, kelembagaan moderen dan tradisional sepenuhnya lah dimanfaatkan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcForestryid
dc.subject.ddcForestsid
dc.titleStudi tentang penciutan luas hutan di Sumba Timur dan faktor-faktor yang mempengaruhinyaid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record