Analisis tingkat kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan mitra koperasi Baitul Maal Wat Tamwil (KBMT) Ibbadurrahman
Abstract
UKM sampai saat ini masih dihadapkan pada keterbatasan akses terhadap sumber-sumber pembiyaan dari lembaga-lembaga keuangan formal khususnya dari perbankan. Keterbatasan akses sumber-sumber pembiayaan yang dihadapi oleh UKM tersebut menyebabkan mereka bergantung pada sumber-sumber keuangan informal. Keberadaan lembaga-lembaga keuangan ini kemudian disebut sebagai Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) sebagai salah satu dari LKM yang termasuk kategori non bank dan non formal yang berasaskan syariah dalam perkembangannya lebih diminati oleh pengusaha UKM, khususaya mereka yang berada di pedesaan.
Sebagai lembaga keuangan yang tidak lepas dari fungsi intermediasi, BMT seperti halnya lembaga keuangan lain harus memiliki kinerja yang kuat dan sehat. Untuk itu, diperlukan suatu kajian kinerja dan tingkat kesehatan, khususnya bagi Koperasi BMT (KBMT). Selain itu perlu juga dilakukan penelitian untuk mengetahui peran KBMT dengan studi kasus KBMT Ibbadurrahman dalam menjawab kebutuhan dan pengembangan UKM. Penelitian ini dilakukan, dengan rujuan menganalisis tingkat kesehatan KBMT [bbadurrahman sebagai lembaga intermediasi keuangan mikro, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi besar pembiayaan kelompok pelaku UKM mitra KBMT berdasarkan karakteristik
mitra. Analisis tingkat kesehatan yang diteliti adalah analisis kinerja keuangan yang didapatkan dari laporan tahunan KBMT Tbbadurahman periode 2001-2006. Modul standar penilaian tingkat kesehatan BMT yang dikeluarkan oleh PINBUK dijadikan acuan dalam penelitian ini. Modul ini merupakan adaptasi dari standar kesehatan perbankan konvensional, standar kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam, serta Pernyataan Standar Akutansi Keuangan no 59 dan Pedoman Akutansi Perbankan Syariah Indonesia. Analisis modul penilaian kinerja keuangan BMT ini terdiri dari 5 komponen berisi 9 rasio keuangan, seperti: rasio modal untuk komponen struktur permodalan, rasio resiko pembiayaan untuk komponen aktiva produktif, rasio cepat dan rasio BMT untuk komponen likuiditas, rasio efisiensi usaha, dan rasio efisiensi usaha untuk komponen efisiensi usaha, serta rasio rentabilitas aset dan rasio rentabilitas modal untuk komponen rentabilitas
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besar pembiayaan mitra kelapok menggunakan model regresi log-linier berganda dengan sampel berjumlah 65, sampel tersebut mewakili kalangan pelaku UKM yang mendapat
dan pembiayaan produktif dari KBMT Ibbadurrahman berdasarkan sebaran yah kerja KBMT di 3 Kecamatan di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja keuangan yang terdiri dari rasio-rasio keuangan yang digeneralisasikan untuk mengetahui tingkat kesehatan KBMT Ibbadurrahman menggambarkan hasil yang kurang memuaskan, dari 6 periode penelitian, tidak ada satu periode pun kinerja keuangan KBMT berada pada predikat sehat. Untuk analisis karakteristik mitra kelompok, mayoritas mitra memiliki pendapatan bersih per bulannya di kisaran Rp. 1 juta hingga Rp. 1,5 juta. Dengan jumlah tanggungan 2 hingga 5 jiwa, dan telah menjadi mitra selama 2,3 hingga 3,4 bulan. Tingkat pendidikan yang telah didapatkan oleh mitra paling banyak pada tingkat SD dan tidak memiliki usaha serta pinjaman lain. Selain itu lebih dari separuhnya berjenis kelamin wanita. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar pembiayaan kelompok mitra KBMT dipengaruhi secara signifikan dan positif oleh variabel pendapatan bersih, lama menjadi mitra, dan dummy usaha lain Sedangkan, secara negatif oleh dummy pinjaman lain dan dummy jenis kelamin. Untuk variabel jumlah tanggungan temyata memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap besar pembiayaan kelompok.