Analisis peningkatan ekspor sektor industri nonmigas terhadap sektor-sektor perekonomian dan distribusi pendapatan di Indonesia
Abstract
Situasi yang semakin kompetitif dan berubah sangat cepat telah mendorong Indonesia untuk terus menjalin kerjasama ekonomi di bidang perdagangan dengan negara-negara di dunia, yaitu dalam bentuk ekspor dan impor. Melalui perdagangan internasional, Indonesia dapat memperoleh keuntungan dari selisih nilai ekspor dengan impor. Pertumbuhan ekspor dan ekspor bersih tidak hanya berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan devisa negara tetapi juga dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Secara umum, komoditas ekspor Indonesia dibagi menjadi sektor minyak dan gas (Migas) dan sektor nonmigas. Kinerja ekspor Indonesia hingga saat ini masih didukung oleh komoditi sektor nonmigas yang menghasilkan devisa cukup tinggi. Sebagai penyumbang terbesar ekspor Indonesia, kontribusi ekspor nonmigas terhadap total ekspor terus meningkat dari 56,68 persen pada tahun 1990 menjadi 77,54 persen pada tahun 2005 (BPS,2005). Jika dilihat secara sektoral, penyumbang terbesar penerimaan ekspor nonmigas adalah hasil-hasil sektor industri. Kontribusi ekspor hasil-hasil sektor industri dalam sektor nonmigas memiliki kontribusi yang terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya. Pada tahun 2003 kontribusinya sebesar 86,23 persen, selanjutnya tahun 2004 kontribusinya menjadi 87,01 persen. Sedangkan pada tahun 2005 kontribusi hasil sektor industri adalah sebesar 83,69 persen (BPS, 2005). Tingkat ekspor Indonesia meningkat tetapi Indonesia belum mampu meningkatkan ekspomnya lebih cepat daripada peningkatan ekspor dunia. Dengan kata lain, Indonesia masih mampu meraih peluang pasar yang masih ada. Kondisi ini tampaknya memberikan indikasi yang baik bagi penerimaan devisa negara dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis pengaruh peningkatan ekspor di sektor industri nonmigas terhadap pendapatan sektor industri nonmigas dan sektor-sektor perekonomian lainnya di Indonesia (2) menganalisis pengaruh peningkatan ekspor di sektor industri nonmigas terhadap distribusi pendapatan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan model Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE), Sumber data utama yang dalam penelitian ini adalah Tabel SNSE Indonesia Tahun 2003 yang merupakan matriks berukuran 102 x 102. tabel tersebut diagregasi menjadi menjadi matriks berukuran 53 x 53. Selain itu, penelitian ini akan menganakan software excel serta e-views 4.1. Berdasarkan pengganda total industri nonmigas terhadap rumah tangga, industri makanan menghasilkan pengganda terbesar bagi rumah tangga pengusaha pertanian sebesar 0,4646. Sedangkan pada empat sektor industri lainnya menghasilkan pengganda terbesar pada rumah tangga pengusaha golongan atas bukan pertanian di perkotaan. Pada dekomposisi pengganda diperoleh masing-masing nilai nominal untuk pengganda transfer, open loop, dan close loop. Pengganda transfer terbesar. adalah pengganda sektor industri kimia untuk sektor itu sendiri. Pengganda open loop pada faktor produksi menghasilkan nilai terbesar pada faktor produksi bukan tenaga kerja. Sedangkan pengganda open loop pada institusi menghasilkan nilai terbesar pada institusi perusahaan pada empat simulasi peningkatan ekspor industri nonmigas, kecuali pada sektor industri makanan yang menghasilkan nilai pengganda terbesar pada institusi rumah tangga pengusaha pertanian. Selain itu, secara umum pengganda open loop untuk rumah tangga memberikan pengaruhi terbesar pada rumah tangga di perkotaan terutama pada pengusaha golongan atas bukan pertanian di perkotaan. Selanjutnya, pengganda close loop terbesar diterima oleh sektor industri makanan yang berasal dari injeksi sektor industri kimia...