dc.description.abstract | Pengembangan kepariwisataan yang diarahkan pada usaha komersialisasi
hendaknya ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata yang
memadai yang membutuhkan modal yang cukup besar, sebagai bentuk konsekuensi
dari pengembangan pariwisata itu sendiri dan memerlukan strategi pengembangan
yang terencana, terarah dan tepat. Untuk mengetahui sektor pariwisata merupakan
kegiatan basis atau tidak, digunakan pendekatan metode Location Quotent,
sedangkan untuk mengetahui berapa besar efisiensi penanaman modal digunakan
analisis produktivitas penanaman modal dengan menggunakan rumus Incremental
Capital Output Ratio. Obyek wisata Danau Toba memiliki daya tarik tersendiri
seperti pemandangan dan panorama indah serta wisata sejarah/budaya yang
mempunyai nilai historis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri kepariwisataan,
mengetahui basis tidaknya kedudukan sektor pariwisata, mengetahui faktor-faktor
pendukung pengembangan obyek wisata, mengetahui permintaan pariwisata,
mengetahui kebutuhan investasi pariwisata dan menyusun strategi pengembangan
pariwisata agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah di
sekitar obyek wisata Danau Toba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pariwisata mulai tahun 2000-
2002 belum merupakan kegiatan basis, namun demikian sudah ada kecenderungan
untuk menjadi basis dimana Location Quotient telah mendekati 1. Pada tahun 2002
terjadi inefisiensi dalam penggunaan modal sebesar 0,003%, ini ditandai dengan
meningkatnya nilai Incremental Capital Output Ratio sektor pariwisata tahun 2001-
2002. Hasil pendugaan investasi yang dibutuhkan untuk sektor pariwisata pada t.ahun
2003 adalah Rp 121.761.724.500,00.
Hasil pendugaan tingkat kunjungan wisatawan tahun 2004 ke obyek wisata
Danau Toba Kecamatan Simanindo adalah 30.550 orang. Melalui pendekatan
metode trend tinier didapat persamaan kurva permintaan rekreasi pengunjung obyck
wisata Danau Toba Kecamatan Simanindo tahun 2004 yaitu: Q = 23,1 - 0,000044P.
Analisis SWOT menghasilkan tiga alternatif strategi yang menjadi prioritas
utama yaitu Pertama: meningkatkan kualitas obyek wisata yang telah ada dan
memperbaiki yang telah rusak dengan memajukan lapangan usaha, menciptakan
peluang, kemudahan dan mengandalkan ketersediaan sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan fasilitas infrastruktur yang ada. Kedua: memperbaiki citra wisata untuk
meyakinkan wisatawan yang akan melakukan kunjungan ke obyek wisata Danau
Toba Ketiga: membangun sarana dan parasarana penunjang dengan menambah
atraksi wisata disetiap obyek wisata dengan penanganan dan pengaturan yang lebih
baik. | id |