Show simple item record

dc.contributor.advisorYulianto, Gatot
dc.contributor.advisorKusumastuti, Yatri Indah
dc.contributor.authorPurba, Bob Verry Paltak
dc.date.accessioned2023-10-28T14:07:08Z
dc.date.available2023-10-28T14:07:08Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128874
dc.description.abstractPengembangan kepariwisataan yang diarahkan pada usaha komersialisasi hendaknya ditunjang oleh ketersediaan sarana dan prasarana pariwisata yang memadai yang membutuhkan modal yang cukup besar, sebagai bentuk konsekuensi dari pengembangan pariwisata itu sendiri dan memerlukan strategi pengembangan yang terencana, terarah dan tepat. Untuk mengetahui sektor pariwisata merupakan kegiatan basis atau tidak, digunakan pendekatan metode Location Quotent, sedangkan untuk mengetahui berapa besar efisiensi penanaman modal digunakan analisis produktivitas penanaman modal dengan menggunakan rumus Incremental Capital Output Ratio. Obyek wisata Danau Toba memiliki daya tarik tersendiri seperti pemandangan dan panorama indah serta wisata sejarah/budaya yang mempunyai nilai historis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi industri kepariwisataan, mengetahui basis tidaknya kedudukan sektor pariwisata, mengetahui faktor-faktor pendukung pengembangan obyek wisata, mengetahui permintaan pariwisata, mengetahui kebutuhan investasi pariwisata dan menyusun strategi pengembangan pariwisata agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah di sekitar obyek wisata Danau Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pariwisata mulai tahun 2000- 2002 belum merupakan kegiatan basis, namun demikian sudah ada kecenderungan untuk menjadi basis dimana Location Quotient telah mendekati 1. Pada tahun 2002 terjadi inefisiensi dalam penggunaan modal sebesar 0,003%, ini ditandai dengan meningkatnya nilai Incremental Capital Output Ratio sektor pariwisata tahun 2001- 2002. Hasil pendugaan investasi yang dibutuhkan untuk sektor pariwisata pada t.ahun 2003 adalah Rp 121.761.724.500,00. Hasil pendugaan tingkat kunjungan wisatawan tahun 2004 ke obyek wisata Danau Toba Kecamatan Simanindo adalah 30.550 orang. Melalui pendekatan metode trend tinier didapat persamaan kurva permintaan rekreasi pengunjung obyck wisata Danau Toba Kecamatan Simanindo tahun 2004 yaitu: Q = 23,1 - 0,000044P. Analisis SWOT menghasilkan tiga alternatif strategi yang menjadi prioritas utama yaitu Pertama: meningkatkan kualitas obyek wisata yang telah ada dan memperbaiki yang telah rusak dengan memajukan lapangan usaha, menciptakan peluang, kemudahan dan mengandalkan ketersediaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan fasilitas infrastruktur yang ada. Kedua: memperbaiki citra wisata untuk meyakinkan wisatawan yang akan melakukan kunjungan ke obyek wisata Danau Toba Ketiga: membangun sarana dan parasarana penunjang dengan menambah atraksi wisata disetiap obyek wisata dengan penanganan dan pengaturan yang lebih baik.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcesources and Environmental Economicid
dc.titleStrategi Pengembangan Obyek Wisata Danau Toba di Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utaraid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordDanau Tobaid
dc.subject.keywordStrategi pengembangan wisataid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record