Pemanfaatan Terumbu Karang Buatan sebagai Daerah Penangkapan Ikan Alternatif di Perairan Pulau Sebesi, Lampung
View/ Open
Date
2005Author
Alfian, Farkhan
Mawardi, Wasir
Wahyu, Ronny Irawan
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian pemanfaatan terumbu karang buatan sebagai daerah penangkapan
ikan dilakukan pada 5 (lima) Stasiun Terumbu Karang Buatan dan 1 (satu) Stasiun
Terumbu Karang Alami di Perairan Pulau Sebesi, Lampung Selatan dari bulan Juli
2003 sampai Januari 2004. Penelitian bertujuan mengidentifikasi distribusi dan
struktur komunitas berdasarkan spesies, kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman
dan dominansi ikan karang pada terumbu karang buatan dan terumbu karang alami,
dan mengkaji kemungkinan terumbu karang buatan sebagai alternatif baru daerah
penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap bubu.
Latar belakang penelitian adalah banyaknya terumbu karang alami yang
terdapat di Perairan Pulau Sebesi mengalami kerusakan akibat kegiatan penangkapan
ikan yang tidak ramah lingkungan, sedangkan terumbu karang alami yang masih
dalam kondisi baik dijadikan suatu daerah perlindungan laut, sehingga banyak ikan
karang yang berada diluar daerah perlindungan laut tertarik untuk rnasuk ke
dalamnya, maka menyebabkan menurunnya kelimpahan ikan karang di luar daerah
perlindungan laut. Daerah perlindungan laut mempunyai aturan tidak dibolehkannya
kegiatan penangkapan ikan dengan alat apa pun di dalarnnya, maka nelayan
membutuhkan suatu ekosistem baru di luar daerah perlindungan laul yang dapat
menarik ikan, sehingga dapat dijadikan suatu daerah penangkapan ikan.
Selama penelitian ini diperoleh 53 spesies ikan karang yang termasuk dalam
18 famili. Famili ikan karang yang ditemukan adalah Achanthuridae, Apogonidae,
Caesionidae, Chaetodontidae, Goblidae, Labridae, Lutjanidae, Mullidae, Muraenidae,
Nemipteridae, Ophichthidae, Pornacentridae, Pomacanthidae, Scaridae,
Scorpaenidae, Serranidae, Siganidae, Tetraodontidae. Hasil analisis biodiversity
didapatkan bahwa kelima Stasiun Terumbu Karang Buatan memiliki nilai indeks
keanekaragaman (H') rendah, indeks keseragaman (E) tinggi dan indeks dominansi
(C) rendah, menunjukkan bahwa komunitas terumbu karang buatan stabil dan tidak
ada suatu spesies yang mendominasi. Hasil analisis similaritas Sorensen didapatkan
bahwa sebagian ikan karang yang terdapat pada terumbu karang buatan berasal dari
terumbu karang alami disekitamya. Basil experimental fishing dengan menggunakan
alat tangkap bubu menunjukkan alat tangkap bubu dapat dioperasikan pada terumbu
karang buatan dengan basil tangkapan yang relatif stabil dan tertangkapnya ikan
ekonomis. Kelimpahan ikan yang stabil, terdapatnya ikan ekonomis dan hasil uji coba
alat tangkap bubu menunjukkan bahwa terumbu karang buatan layak dijadikan
sebagai daerah penangkapan ikan altematif.