Show simple item record

dc.contributor.advisorFauzi, Akhmad
dc.contributor.authorEfrida
dc.date.accessioned2023-10-26T07:05:30Z
dc.date.available2023-10-26T07:05:30Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128600
dc.description.abstractIndonesia sebagai negara tropis yang memiliki aset hutan mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan cara mengubah fungsi hutan. Namun, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang hanya berorientasi ekonomi dan kurang memperhatikan aspek lingkungan akan berdampak buruk di masa depan. Pada ekosistem hutan, adanya pengambilan sumberdaya yang terus-menerus dan konversi dapat merubah fungsi hutan. Hal ini lebih dikenal dengan degradasi dan deforestasi. Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) memiliki beberapa fungsi ekologis penting bagi keberlangsungan makhluk hidup. Kawasan TNGHS yang memiliki berbagai fungsi penting tersebut saat ini tengah menghadapi ancaman. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kondisi ekosistem hutan adalah merestorasi kawasan yang rusak. Agar restorasi dapat dilaksanakan secara tepat, diperlukan adanya estimasi untuk mengetahui luas kawasan yang harus dikompensasi dengan perhitungan yang dimulai sejak restorasi akan dilaksanakan. Metode yang dapat digunakan untuk menghitung luasnya ekosistem hutan yang harus dikompensasi adalah Habitat Equivalency Analysis (HEA). Perhitungan metode tersebut melibatkan skenario tingkat suku bunga (discount rate), periode pemulihan, serta rasio perbandingan nilai yang akan dikompensasi. Hasil estimasi luas ekosistem hutan yang harus dikompensasi dapat digunakan untuk mengestimasi nilai klaim kerusakan ekosistem hutan TNGHS, yaitu dengan mengestimasi nilai sekarang dari manfaat yang hilang dan biaya restorasi yang diperlukan untuk kompensasi ekosistem hutan yang rusak. Total degradasi ekosistem hutan selama periode 1989-2004 adalah seluas 23.142,7 hektar (ha). Degradasi disebabkan oleh bencana alam dan aktivitas manusia seperti penambangan emas, perambahan, dan kondisi Gunung Salak sebelum tahun 2003 yang merupakan hutan bekas produksi…id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomics and managementid
dc.subject.ddcResources and environmental economicsid
dc.titleEstimasi nilai klaim kerusakan ekosistem hutan dengan metode habitat equivalency analysis: kasus Taman Nasional Gunung Halimun Salakid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordHabitat equivalency analysisid
dc.subject.keywordPenilaian kerusakanid
dc.subject.keywordHutanid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordInstitut Pertanian Bogorid
dc.subject.keywordIPBid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record