Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas Kolam Air Deras (Studi Kasus MN Fish Farm, Kabupaten Subang, Jawa Barat)
Abstract
Ikan mas (Cyprinus carpio, L) mernpakan jenis ikan yang sangat mudah
ditemui di pasar. Rasa yang enak, harga yang relatif murah, kandungan protein yang
tinggi dan kandungan lemak yang rendah menjadikan ikan mas sebagai alternatif
yang baik untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani yang sangat diperlukan tubuh.
Dari sisi produsen, sifat ikan mas yang mudah untuk dibudidayakan, biaya perawatan
yang rel atifkecil, harga pasar yang cenderung stabil dan permintaan pasar yang tinggi
menyebabkan usaha budidaya ilrnn mas menjadi usaha yang potensial. Dari sisi
peluang pasar masih ada kekurangan 11,2 kg per kapita per tahun atau 42,26 persen
dari total kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Jawa Barat (Dinas Perikanan Jawa
Barat, 2000) sehingga peluang pasar juga masih terbuka lebar.
Petani masih banyak yang membudidayakan ikan mas secara tradisional.
Modal yang dibutuhkan memang sedikit, tetapi produktivitas dan kualitas ikan yang
dihasilkan menjadi tidak optimal. Budidaya ikan mas kolrun air deras saat ini adalah
salah satu cara budidaya ikan mas intensif yang paling menguntungkan. Keunggulan
utamanya adalah produktivitas yang tinggi (Lingga, 2002). Keunggulan lainnya
adalah kualitas ikan yang dihasilkan. Ikan yang terus bergerak dagingnya Jebih
kenyal dan tidak berbau lumpur. Kelemalmn dari budidaya ikan mas kolam air deras
adalah perlu adanya pemiJihan lokasi dan modal yang besar.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalis kelayakan finansial usaha
pembesaran ikan mas kolam air deras di MN Fish Farm, dan (2) menganalisis
kepekaan usaha pembesaran ikan mas kolam air deras terhadap pernbahan harga input
maupun out put. Penelitian ini dilaksanakan di MN Fish Farm yang terletak di Kampung
Sukajay a , Desa Cijambe, Kecamatan Cibacang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa
Barat pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2004. Data yang diambil
meliputi data primer dan sekunder. Alat analisis yang digunakan untuk mengevaluasi
kelayakan proyek adalah nilai kriteria investasi, yaitu NPV, Net B/C dan IRR, serta
Masa Pengembalian Investasi (MPI) sebagai tambahan. Tingkat diskonto yang
digunakan adalah 6 persen, yaitu rata-rata dari suku bunga deposito berjangka (12
bulan) dari 10 bank besar di Indonesia. Sedangkan umur proyek adalah 10 tahun yang
merupakan umur telmis dari kolam produksi MN Fish Farm.
Dari perhitungan diperoleh hasil bahwa usaha pembesaran ikan mas kolam air
deras MN Fish Farm layak pada tingkat diskonto 6 persen dan modal sepenuhnya
modal pribadi. Hasil yang didapat adalah NPV sebesar Rp 823.606.812,00, Net B/C
sebesar 3,06, IRR 26 persen dan MPI 4 tahun 6 bulan. Proyek menghasilkan
keuntungan bersih sekarang yang positif, pengeluaran sebesar Rp 1,00 menghasilkan
manfaat sebesar Rp 3,06 dan tingkat pengembalian internal dari proyek tersebut lebih
besar dari suku bunga bank yang berlaku.
Selain dengan skenario awal, juga dilakukan analisis dengan perubahan
skenario, yaitu modal sebagian berasal dari pinjaman bank (Skenario II). Pada
skenm-io II tingkat diskonto yang digunakan adalah 6 dan 15 persen. Hasil yang
diperoleh dengan suku bunga 6 persen adalah NPV sebesar Rp 682.145.459,00, Net
B/C 4,41, IRR 32 persen dan MPI 5 tahun 1 bulm1. Usaha masih layak untuk
dilaksanakan dengan sk.enario II pada tingkat suku bunga 6 persen. Bila dilihat dari
nilai IRR dan Net B/C pada tingkat suku bunga 6 persen, pelaksanaan usaha dengan
modal pinjaman dari bank lebih layak untuk dilaksanakan.
Pada tingkat suku bunga 15 persen dengan modal sebagian berasal dari
pinjaman bank basil yang diperoleh adalah NPV sebesm· Rp 324.433.731,00, Net B/C
2,62, IRR 22 persen dan MPI 6 tahun 1 bulan. Nilai NPV positif dan Net B/C lebih
besar dari satu menunjukkan bahwa usaha tersebut menguntungkan dengan
pemasukan lebih besar dari pengeluaran, sedangkan nilai IRR sebesar 22 persen
menunjukkan bahwa usaha tersebut akan dapat mengembalikan pinjaman beserta
bunganya karena pengembalian internal usaha tersebut lebih besar dari suku bunga
kredit yang berlaku (15 persen).
Analisis sensitivitas dilakukan pada asumsi penurunan harga output sebesar
5,56; 11, 11 dan 16,67 persen, serta kenaikan harga input benih sebesar 30,4 persen
dan harga input pakan sebesar 7,91 persen. Perubahan harga-harga tersebut
didasarkan atas data perubahan harga yang pemah dialami MN Fish Fa1111 di
Kabupaten Subang dalam 5 tahun terakhir. Selain itu juga dilakukan analisis dengan
asumsi kenaikan suku bunga menjadi 15 persen yang merupakan suku bunga kredit
bank-bank di Indonesia. Analisis dilakukan secara sendiri-sendiri maupun kombinasi
antara beberapa asumsi.
Usaha masih layak apabila te1jadi kenaikan harga benih sebesar 30,4 persen,
kenaikan harga pakan sebesar 7,91 persen, penurunan harga output sebesar 5,56
persen dan kenaikan suku bunga menjadi 15 persen. Tetapi usaha menjadi tidak layak
dengan adanya penurunan harga output sebesar 11,11 persen dan 16,67 persen. Untuk
perubahan dengan kombinasi, proyek masih layak apabila terjadi kombinasi kenaikan
harga pakan sebesar 7 ,91 persen dengan penurunan harga output sebesar 5,56 persen.
Tetapi semua kombinasi selain kombinasi di atas menyebabkan usaha menjadi tidak
layak untuk dilaksa.nakan.
Saran yang dapat diberikan adalah MN Fish Fann sebaiknya menggunakan
sarana dan prasarana yang dimilikinya secara lebih optimal, seperti penggunaan
kolam jimbleng untuk pembenihan dan penggunaan mobil bak terbuka untuk jasa
antar yang dapat memperluas pasar MN Fish Farm. Selain itu biaya pakan dan biaya
benih sebagai komponen biaya paling besar sebisa mungkin ditekan. Cara yang dapat
digunakan adalah pengadaan sebagian benih dan pakan oleh MN Fish Fann sendiri.
Kemungkinan pengadaan benih dan pakan sendiri akan lebih besar apabila MN Fish
Farm menggunakan modal pinjaman untuk usaha ikan mas kolam air derasnya dan
bukan sepenuhnya modal pribadi. Penggwman modal pinjaman akan lebih efisien
sehingga MN Fish Farm dapat mengalokasikan sebagian modal tersebut untuk
keperluan investasi lain seperti pembelian alat pembuat pakan, dan lain-lain.