Analisis Keramahan Lingkungan Unit Penangkapan Pukat Pantai (Beach Seine) di Pangandaran Kabupaten Ciamis Jawa Barat
Abstract
Pengoperasian alat tangkap menghasilkan tidak hanya tangkapan sasaran utama, tetapi juga tangkapan sampingan (by-catch). Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Mei 2005 sampai 10 Juni 2005 di Pangandaran, tujuannya mengidentifikasi hasil tangkapan sasaran utama dan tangkapan sampingan beserta karakteristiknya dan mengukur keramahan lingkungan alat tangkap pukat pantai (beach seine) berdasarkan komposisi hasil tangkapan dan penanganan basil tangkapannya. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti 50 setting operasi penangkapan. Selama penelitian ditangkap 19 spesies yang terdiri dari kelompok ikan ( 14 jenis), krustasea (3 jenis), coelenterata (1 jenis), reptil (1 jenis) dan moluska (1 jenis). Ikan mendominasi hasil tangkapan yaitu 74,5 % dari total basil tangkapan. Secara umum tangkapan terdiri dari tangkapan sasaran utama (34,8 %) dan tangkapan sampingan (65,2 %). Tangkapan sasaran utama pukat pantai adalah tongkol (26,5 %), tenggiri (5,2 %) dan layur (3,2 %), sedangkan 16 jenis spesies lainnya sebagai hasil tangkapan sampingan, dengan demikian perbandingan antara tangkapan sasaran utama dengan tangkapan sampingan yaitu 1 : 2 dimana total tangkapan adalah sebesar 377,3 kg. Ikan yang layak tangkap sebanyak 604 ekor (16,4 %) dari total hasil tangkapan. Hampir seluruh hasil tangkapan dimanfaatkan nelayan dengan cara dijual atau dikonsumsi. Ikan yang d.ibuang kembali ke laut ( discard) kurang dari 1 %. Secara umum, berdasarkan proporsi hasil tangkapan sasaran utama dan ikan yang layak tangkap maka pengoperasian unit penangkapan pukat pantai di Pangandaran dapat dikatakan tidak ramah lingkungan.