Show simple item record

dc.contributor.authorPellokila, Noncy Ayu Yolanda
dc.date.accessioned2010-05-05T12:29:05Z
dc.date.available2010-05-05T12:29:05Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12846
dc.description.abstractRawa banjiran (floodplain) yang terdapat di Sungai Mahakam merupakan salah satu ekosistem yang memegang peranan penting dalam menghasilkan berbagai jenis ikan air tawar. Ikan betok (Anabas testudineus Bloch, 1792) merupakan salah satu jenis ikan penetap (blackfishes) yang umumnya hidup liar di perairan tawar. Potensi ikan betok menjadi ikan konsumsi dan ikan hias ditandai dengan meningkatnya permintaan konsumen. Hal ini membuat nelayan lebih mengandalkan hasil tangkapan di alam sehingga menimbulkan kekhawatiran terhadap penurunan populasi ikan tersebut di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa aspek biologi reproduksi ikan betok di rawa banjiran DAS Mahakam, Kalimantan Timur. Aspek tersebut meliputi nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), ukuran ikan pertama kali matang gonad, fekunditas, diameter telur, dan pola pemijahan. Pengambilan contoh ikan dilakukan di rawa banjiran DAS Mahakam mulai bulan November 2007 hingga Januari 2008. Pengambilan contoh dilakukan dengan alat tangkap keblat (st. rawa), tangkul (st. sungai) dan gillnet (st. danau). Penentuan stasiun ditentukan berdasarkan pertimbangan - pertimbangan karakteristik habitat masing - masing stasiun dan informasi dari nelayan setempat. Ikan betok yang tertangkap selama penelitian berjumlah 400 ekor (235 jantan dan 165 betina ) yang berasal dari stasiun rawa 209 ekor (122 jantan dan 87 betina), stasiun sungai 71 ekor (42 jantan dan 29 betina), dan stasiun danau 120 ekor (71 jantan dan 49 betina). Berdasarkan kisaran panjang total ikan betok ditetapkan 10 selang ukuran panjang, dengan ukuran terkecil 71 mm dan terbesar 195 mm. Pola pertumbuhan ikan betok secara keseluruhan adalah allometrik negatif (b < 3), namun ditemukan juga pola pertumbuhan yang bersifat isometrik (b = 3) yaitu pada ikan betok betina stasiun rawa dan sungai. Kisaran rata - rata faktor kondisi ikan betok betina lebih besar jika dibandingkan dengan ikan jantan. Nisbah kelamin ikan betok pada semua stasiun penelitian secara keseluruhan tidak seimbang dan didominasi oleh ikan jantan. Akan tetapi, nisbah kelamin ikan betok pada TKG III dan IV secara keseluruhan seimbang (jantan:betina = 1:1). Komposisi tangkapan ikan betok TKG III dan IV terbesar berada pada bulan Desember sehingga dapat diduga bahwa puncak pemijahan ikan ini terjadi pada bulan Desember. Berdasarkan TKG, secara keseluruhan ikan betok pertama kali matang gonad berada pada selang ukuran 84 - 109 mm. Ikan betina cenderung lebih cepat matang gonad dibandingkan ikan jantan. Nilai IKG ikan betok secara keseluruhan berkisar antara 0.14 - 17.77 %, dengan kisaran IKG ikan jantan sebesar 0.14 - 7.67 % dan ikan betina sebesar 0.19 - 17.77 %. Kisaran fekunditas total ikan betok adalah 964 - 30 208 butir dengan panjang total berkisar antara 91 - 183 mm, berat tubuh berkisar antara 13 - 81 gram serta berat gonad berkisar antara 0.39 - 6.37 gram. Kisaran diameter telur ikan betina yang telah matang gonad (TKG III dan IV) adalah 0.23 - 1.42 mm. Berdasarkan pola penyebaran diameter telur TKG III dan IV dapat diduga bahwa pola pemijahan ikan betok berdasarkan 3 bulan penelitian adalah pemijahan secara serentak (total spawning).id
dc.titleBiologi Reproduksi Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch, 1792) di Rawa Banjiran DAS Mahakam, Kalimantan Timur.id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record