Show simple item record

dc.contributor.authorSianturi, Reinhard Demako Christianto
dc.date.accessioned2010-05-05T12:28:47Z
dc.date.available2010-05-05T12:28:47Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12842
dc.description.abstractMenghadapi krisis ekonomi dan tekanan dari IMF (International Monetary Fund), pada tahun 1998 pemerintah mencabut monopoli impor gula oleh Bulog dan sekaligus mengeluarkan keputusan tentang liberalisasi perdagangan gula. Menarik untuk dikaji, mengapa dengan dicabutnya monopoli impor gula marjin harga antara pasar gula domestik dan pasar dunia cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis integrasi pasar gula domestik dengan pasar gula dunia, dan (2) menganalisis pengaruh kebijakan tarif impor gula terhadap integrasi pasar gula domestik dan dunia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data deret waktu (time series) yang berjumlah 84 bulan (Januari 1998 hingga Desember 2004). Data harga gula domestik merupakan harga gabungan dari beberapa kota besar di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Gula Indonesia (DGI), sementara harga gula dunia merupakan harga yang terjadi di pasar lelang London (Inggris). Pengolahan data dilakukan dengan pendekatan metode Vector Autoregression (VAR), dan menggunakan perangkat lunak Mickrofit 4.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi integrasi pasar yang lemah antara pasar gula domestik dengan pasar gula dunia. Harga gula di pasar domestik dipengaruhi oleh harga gula dunia jenis raw sugar dan sekaligus menjadi pemimpin harga bagi gula domestik, sementara harga gula domestik tidak mempengaruhi secara nyata kedua jenis harga gula dunia (raw sugar dan white sugar). Hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan negara net importer gula, sehingga kebijakan domestik dan fluktuasi harga gula kurang mempengaruhi harga gula dunia. Tarif impor yang diterapkan pemerintah Indonesia ternyata mempengaruhi integrasi pasar yang terjadi, namun secara umum dapat dikatakan bahwa tarif impor ini masih kurang efektif dan cenderung mendorong terjadinya penyelundupan. Pemerintah sebaiknya meninjau kembali kebijakan tarif impor gula, karena lebih cenderung mendorong terjadinya penyelundupan daripada peningkatan produktivitas dan efisiensi usahatani tebu dan industri gula domestik. Pemerintah diharapkan dapat memacu peningkatan produksi dan efesiensi produksi gula domestik melalui pemberian insentif kepada petani tebu dan industri gula. Penelitian lanjutan diharapkan dapat menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap integrasi pasar gula domestik dan pasar gula dunia, serta mampu menentukan besaran tarif impor gula yang cocok diberlakukan di Indonesia.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis integrasi pasar gula domestik dan pasar gula dunia, serta pengaruh adanya tarif impor: Pendekatan dengan metode varid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record