Uji Ketahanan terhadap Phytophthora capsici Leonian dan Evaluasi Karakter Kuantitatif Beberapa Genotipe Cabai (Capsicum sp L.)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan penyakit serta
mengevaluasi karakter kuantitatif beberapa genotipe cabai (Capsicum sp L.).
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium (Klinik Tanaman) untuk tujuan
skrining dan Kebun Percobaan Leuwikopo untuk evaluasi karakter kuantitatif.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok 1 faktor yaitu
genotipe cabai, berjumlah 17 genotipe. Galur differensial cabai A VRDC
(PI 188478, PBC 602, PBC 137 dan Early Ca/wonder) merupakan inang penguji
untuk mengetahui ras dari isolat L021 P. capsici yang digunakan. Percobaan di
laboratorium terdiri atas 4 ulangan dengan 18 tanaman per ulangan sedangkan di
lapang terdiri atas 3 ulangan dengan 5 tanaman per ulangan. Pengujian terhadap
galur differensial cabai AVRDC tidak menerapkan ulangan. Jumlah ulangan dan
individu tanarnan di lapang lebih sedikit daripada percobaan di laboratorium, hal
ini berkaitan dengan keterbatasan jumlah materi genetik yang tersedia.
Inokulasi dilakukan terhadap bibit cabai yang diuji dan galur differensial
cabai A VRDC yang berumur 28 hari setelah tumbuh. Bibit-bibit tersebut ditanam
dalam tray. Metode inokulasi yang diterapkan yaitu metode siram pangkal batang
bibit menggunakan pipet. Kerapatan zoospora yang diberikan adalah 5x105
zoospora per lubang tanam. Pengamatan dilakukan terhadap bibit yang tetap
hidup pada 21 hari setelah inokulasi serta mengelompokkannya ke dalam kelas
ketahanan sebagai berikut: Tahan = 80-100% hidup; Agak Tahan = 50-79%
hidup; Agak Rentan = 20-49% hidup dan Rentan = 0-19% hidup.
Percobaan di lapang dilakukan dalam polibag beruh.'Ufan 45 cm x 45 cm.
Genotipe yang ditanam di lapang tanpa genotipe PSPT-C 17 karena benih tidak
berhasil berkecambah. Pengamatan karakter kuantitatif meliputi tinggi tanaman,
hari pertama berbunga, hari pertama panen, bobot total panen, bobot buah,
panjang buah, diameter buah dan biomassa.
Analisis data dilakukan dengan uji F dan Duncan's Multiple Range Test
(DMRT) pada taraf 5%, penentuan komponen ragam termasuk koefisien
keragaman genotipik dan fenotipik, heritabilitas arti luas serta korelasi fenotipik
antar karakter kuantitatif.
Genotipe-genotipe yang diuji menunjukkan respon tahan, agak tahan, dan
agak rentan. Hasil uji galur differensial cabai A VRDC membuktikan bahwa isolat
L021 merupakan ras 1 P. capsici. Genotipe PSPT-Cll bersifat tahan terhadap
ras 1 tersebut. Genotipe-genotipe yang diuji merniliki karakter kuantitatif yang
berbeda kecuali untuk karakter bobot total panen.
Karakter kuantitatif yang memiliki heritabilitas dan koefisien keragaman ·
genotipik tinggi antara lain bobot buah, panjang buah, diameter buah dan
biomassa. Karakter-karakter tersebut memiliki peluang yang lebih besar dalam
usaha perbaikan mefalui seleksi. Akan tetapi percobaan ini hanya dilakukan pada
satu lokasi dan satu musim sehingga dapat berbias karena adanya pengaruh
interaksi antara genotipe dengan lingkungan yaitu musim dan lokasi. Berdasarkan
korelasi fenotipik diperoleh korelasi positif sangat nyata antara bobot total panen
korelasi fenotipik diperoleh korelasi positif sangat nyata antara bobot total panen
dengan tinggi tanaman, bobot buah, panjang buah dan diameter buah. Korelasi ini
sebenarnya merupakan korelasi lingkungan cakibat ragam lingkungan yang masih
tinggi (KK=33.929%). Kondisi ini dapat terjadi karena pencampuran media tanah
yang kurang merata.
Genotipe-genotipe yang diuji memiliki ketahanan penyakit dan karah.1:er
kuantitatif yang beragam kecuali peubah bobot total panen. Genotipe PSPT-Cl 1
menunjukkan respon tahan terhadap ras 1 P capsici. Keragaman pada karakter
kuantitatif tersebut memberi peluang yang lebih besar dalam usaha perbaikan
melalui seleksi.