View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Economics and Management
      • UT - Resources and Environmental Economic
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Economics and Management
      • UT - Resources and Environmental Economic
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Strategi Pemasaran Tanaman Anggrek (Studi Kasus: Antika Anggrek, Taman Anggrek Ragunan)

      Thumbnail
      View/Open
      Fulltext (4.738Mb)
      Date
      2005
      Author
      Nisa, Yuni Khairun
      Winandi, Ratna
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang penting kedudukannya di Indonesia. Bank Indonesia (2002) melaporkan bahwa dalam periode I 999-2002 sektor pertanian tumbuh positif. Pertumbuhan sektor pertanian pada tahun 1999 sebesar 2,2 persen, tahun 2000 sebesar 1,9 persen, tahun 2001 sebesar 1,0 persen, dan pada tahun 2002 sebesar 1, 7 persen. Salah satu komoditi unggulan pertanian Indonesia yang berprospek cerah untuk dikembangkan adalah tanaman anggrek. Kedudukan anggrek sebagai tanaman hias unggulan nasional didasarkan pada klasifikasi Dinas Penanian & Kehutanan DKI Jakarta. Keunggulan anggrek dibanding tanaman hias lainnya meliputi: variasi yang lebih banyak dalam bentuk, ukuran, warna, jenis, serta lebih tahan lama sebagai bunga potong. Pada tahun 2001 pangsa pasar Antika Anggrek sebesar 52,36 persen, sedangkan pada tahun 2002 sebesar 34,61 persen. Terdapat penurunan persentase pangsa pasar, walaupun demikian posisi Antika Anggrek tetap sebagai marker leader di TAR. Terdapat peningkatan persaingan, dikaitkan dengan masuknya dua pesaing baru. Secara absolut, penjualan tanaman anggrek di TAR meningkat sebesar 119 .594 persen selama tahun 2001-2002. Sedangkan penjualan Antika Anggrek selama tahun 2001-2002 juga meningkat sebesar 77,799 persen. Sehingga perusahaan dituntut untuk dapat tanggap dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Faktor-faktor internal dan ekstemal apa sajakah yang di hadapi perusahaan dalam memasarkan produk anggreknya, 2)Bagaimana posisi perusahaan terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi, serta bagaimana daya saing perusahaan terhadap para pesaing utamanya dan 3) Apakah altematif strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh Antika Anggrek ?Tujuan Penelitian dari penelitian ini diantaranya : 1) Mengetahui faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan perusahaan sena faktorfaktor ekstemal yang meliputi peluang dan ancaman; 2) Mengetahui posisi perusahaan berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal yang dihadapi serta mengetahui posisi bersaing perusahaan; dan 3) Menghasilkan alternatif sirategi pemasaran yang layak bagi perusahaan. Penelitian ini bertempat di perusahaan perseorangan Antika Anggrek. Taman Anggrek Ragunan (TAR). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dan penelitian berlangsung selama tiga bulan pada periode Oktober -Desernber 2003.Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui observasi, wawancara dan pengisisan kuesioner. Wawancara dilakukan kepada pihak manajemen TAR, karyawan Antika Anggrek dan pemilik perusahaan. Kuesioner diberikan dan diisi oleh pemilik perusahaan. Data sekunder didapat melalui studi pustaka. Data- data yang berhasil dikumpulkan akan diolah dan analisis dalam tiga tahap. Pertama, tahap input, data akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE, matriks IFE, dan matriks profil persaingan (CPM). Pada tahap pencocokan strategi alat analisis yang digunakan adalah matriks IE dan matriks SWOT. Pada tahap terakhir, yaitu tahap k eputusan, alat analisis yang digunakan adalah matriks QSPM. Hasil dari analisis QSPM adalah daftar prioritas altematif strategi, yang disusun berdasarkan ranking. Matriks IFE menjelaskan total faktor-faktor kunci kekuatan dan kelemahan perusahaan. Antika Anggrek memiliki total nilai bobot matriks IFE sebesar 2,79. Jumlah total nilai yang dibobot besarnya diatas nilai rata-rata, yaitu 2,5. Kondisi ini menjelaskan bahwa perusahaan memiliki posisi internal yang cukup kuat. Perusahaan dinilai cukup mampu memanfaatkan kekuatan yang ada dan meminimalkan kelemahan. Pada matriks IFE. diketahui total nilai yang dibobot sebesar 2.629. Faktor-faktor kunci kekuatan utama perusahaan diantaranya: l) Pangsa pasar terbesar, dengan nilai yang dibobot sebesar 0,42; 2) Produk berkualitas. dengan nilai yang dibobot sebesar 0,354; 3) Spesifikasi pekerjaan karyawan jelas, dengan nilai yang dibobot sebesar 0,218; 4) Lokasi strategis. dengan nilai yang dibobot sebesar 0,132: 5) Rumah kaca untuk pembudidayaan anggrek bu/an. dengan nilai yang dibobot sebesar 0.296; 6) Reputasi perusahaan, dengan nilai yang dibobot sebesar 0,404. Kelemahan utama yang teridentifikasi dalam matriks IFE diantaranya: 1) Kapasitas kavling belum maksimal, dengan nilai yang dibobot sebesar 0,096 ; 2) Prakiraan waktu panen tidak pasti, nilai yang dibobot sebesar 0,249; 3) Turunnya pangsa pasar, nilai yang dibobot sebesar 0.202; 4) Belum dapat memenuhi semua permintaan, nilai yang dibobot sebesar 0,087; 5) Laporan keuangan masih sederhana, dengan nilai yang dibobot sebesar 0, 171. Pada matriks EFE, dapat diketahui balnrn total nilai yang dibobot sebesar 2,542. Faktor-faktor kunci eksternal matriks EFE terdiri atas faktor peluang dan faktor ancaman. Faktor kunci peluang yang memiliki nilai yang dibobot tertinggi adalah perrwnbuhan ekonomi yang membaik sebesar 0,452. Faktor-faktor kunci peluang lainnya adalah: perminlaan pada hari-hari libur besar, dengan nilai yang dibobot sebesar 0,291: masyarakar perumahan komplek sebagai konsumen potensial, nilai yang dibobot sebesar 0.17; meningkalnya minar masyarakar terhadap anggrek bulan. nilai yang dibobot sebesar 0.255.: anggrek sebagai alternatif ga_ra hidup masyarakat kota, nilai yang dibobot sebesar 0, 146; dan Jakarta sebagai sehagai semra konsumsi tanaman hias, nilai yang dibobot sebesar 0,388. Faktor kunci ancan1an terdiri atas: 1) Meningkatnya persaingan, nilai yang dibobot sebesar 0,122; 2) Unjuk rasa/ demo, nilai yang dibobot sebesar 0,077; 3) Birokrasi tidak mendukung/KKN, nilai yang dibobot sebesar 0,207; 4) Faktor alam yang ekstrim, nilai yang dibobot sebesar 0.113; 5) Persepsi masyarakat bahwa mera,1·a1 anggrek itu sulit, nilai yang dibobot sebesar 0,138.; dan 6) Fluktuasi dollar, nilai yang dibobot sebesar 0, 183. Posisi perusahaan pada matriks 1-E berada di sel V. Kedudukan tersebut diperoleh dari total nilai JFE pada sumbu sebesar 2,629 dan total nilai EFE pada sumbu Y sebesar 2,542. Tipe strategi yang disarankan adalab strategi pertahankan dan pelihara. Perusahaan harus merumuskan strategi yang bertujuan mempertahankan dan memelihara posisi perusahaan. Strategi terbanyak yang diterapkan untuk posisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tipe strategi lainnya yang cocok diterapkan adalah strategi stabilitas. Faktor-faktor kunci dalam CPM, terdiri atas: promosi, daya saing harga, kualitas produk. keanekaragaman jenis & harga, loyalitas pelanggan, reputasi merek,dan tenaga kerja yang komunikatif. Total skor Antika Anggrek sebesar 3,065 adalah yang paling besar. Perusahaan Tarti Samino mendapat skor 2,594, sedangkan perusahaan Sri Utami S. mendapat skor 2,521. Berdasarkan analisis pernbandingan, disimpulkan bahwa daya saing Antika Anggrek masih lebih baik dibanding kedua pesaingnya. Diantara kedua pesaing tesebut, perusahaan Tarti Samino memiliki kekuatan relatif yang lebih unggul di banding perusahaan Sri Utami S. Matriks SWOT merupakan salah satu alat analisis pada tahap pencocokan. Tahapan ini memfokuskan pada usaha untuk menghasilkan strategi yang layak dengan menggunakan informasi yang didapat dari tahap· input. Strategi SO, yang berhasil di rumuskan adalah strategi pengadopsian teknologi- teknologi tepat guna, serta menetapkan kontrol kualitas pada semua produk dan jasa Antika Anggrek. Strategi WO, strategi yang berhasil dirumuskan adalah, optimalisasi kapasilas kavling. Strategi ST, strategi berhasil dirumuskan adalah strategi: meningkatkan belanja iklan, serta menambah usaha promosi selain iklan. Strategi WT, strategi:yang dihasilkan adalah memjokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produk dan ataujasa utama perusahcwn. Berdasarkan hasil QSPM, altcrnatif strategi dinilai berdasarkan nilai daya tariknya. Tahap ini disebut juga tahap keputusan. Hasil dari analisis QSPM. dapat menjadi dasar sasaran untuk memilih strategi spesifik. Urutan strategi berdasarkan nilai daya darik yang diperoleh, mulai dari yang terbesar. adalah: 1) Memfokuskan kegiatan usaha produksi dan pemasaran pada produk jasa utama perusahaan (5,522); 2) Pengadopsian teknologi-teknologi tepat guna (5,187); 3) Meningkatkan usaha promosi selain iklan (5.160) ; 4) Optimalisasi kapasitas kavling, terutama untuk produk anggrek Phalaenopsis (4,840); 5) Meningkatknan belanja iklan. ( 4,690); 6) Menetapkan kontrol kualitas pada semua produk Antika Anggrek ( 4,203).
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/128395
      Collections
      • UT - Resources and Environmental Economic [2339]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository