Pengaruh Naungan dan Jenis Pegagan (Centella asiatica L. (Urban)) terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kandungan Triterpenoidnya sebagai Bahan Obat
View/ Open
Date
2005Author
Rachmawaty, Rani Yulie
Kurniawati, Ani
Darusman, Latifah K.
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh tingkat naungan pada
dua ajenis pegagan (Centella asicaica L. (Urban)) terhadap pertumbuhan, produksi
dan kandungan triterpenoidnya yang dilaksanakan di Kebun Percobaan
Biofarmaka IPB Darmaga dan di Laboratorium Kimia Analitik Baranangsiang
pada bulan Maret sampai November 2004.
Percobaan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split-plot Design)
dengan dua foktor. Faktor pertama adalah tingkat naungan sebagai petak utama
yang terciiri atas 0. 25, 55 dan 75%. Faktor kedua adalah jenis pegagan sebagai
anak petak yang terdiri atas pegagan besar dan pegagan kecil. Terdapat delapan
kombinasi perlakuan dengan tiga kali ulangan sehingga seluruhnya terdapat
24 satuan percobaan. Tiap satuan percobaan diwakili oleh 10 tanaman contoh.
Bahan tanaman yang dipergunakan adalah bibit pegagan berumur
3-4 minggu yang diperoleh dengan stek stolon berakar. Tanaman pegagan ditanam
dengan jarak 30 cm x 20 cm pada petak percobaan yang berukuran 1 m x 1.2 m.
Naungan diperoleh dengan menggunakan paranet yang dipasang dengan
ketinggian 2 m di atas permukaan tanah.
Peubah yang diamati antara lain panjang tangkai daun, jumlah daun,
jumlah anakan, panjang stolon, lndeks Luas Daun (ILD), bobot basah dan kering
daun, Luas Daun Spesifik (LDS), bobot panen, dan kandungan fitokimia tanaman
pegagan.
Hasil percobaan menunjuk.kan taraf naungan berpengaruh nyata terhadap
panjang tangkai daun, jumlah daun, jurnlah anakan, ILD, bobot basah dan kering
daun, serta bobot panen, sedangkan jenis pegagan berpengaruh nyata terhadap
panjang tangkai daun, jumlah daun, jumlah anakan, panjang stolon, dan LDS.
Jumlah daun, jurnlah anakan, panjang stolon, ILD, bobot basah dan kering daun,
serta bobot panen tertinggi pada kondisi tanpa naungan, sedangkan panjang
tangkai daun dan luas daun spesifik tertinggi pada naungan 75%. Perlakuan
penaungan 25-75% menurunkan peubah pertumbuhan pegagan, yaitu jumlah daun
berkisar antara 10.42-35.26%, jumlah anakan berkisar antara 10.75-28.31%, dan
ILD berkisar antara 20.69-46.98%. Perlak'Uan penaungan antara 25-75%
menurunkan produksi pegagan, yaitu bobot basah daun berkisar antara 27.05-
53.05%, bobot kering daun berkisar antara 25.97-58.81%, bobot basah panen
berkisar antara 51.44-67.74%, dan bobot kering panen berkisar antara 55.07-67.55%.
Pegagan besar dan kecil berbeda nyata pada peubah panjang tangkai daun,
jumlah anakan, jumlah daun, panjang stolon, dan LDS, tetapi tidak berbeda pada
peubah ILD. Pegagan besar mempunyai tangkai daun dan stol'on yang lebih
panjang serta ILD yang lebih besar dibanding pegagan. kecil, sedangkan jumlah
daun, jumlah anak.an, dan LDSnya lebih kecil dibanding pegagan kecil. Bobot
panen pegagan besar (24 75.00 g/1.2 m2 untuk bobot basah, dan 273.72 g/1.2 m2
untuk bobot kering) tidak berbeda nyata dengan pegagan kecil (17 .89 g/1.2 m2
untuk bobot basah dan 2.26 g/1.2 m2 untuk bobot kering).
Kondisi tanpa naungan merupakan kondisi optimum untuk pertumbuhan
dan produksi pegagcm. K.anJungan fitokimia tidak berbeda antar tingkat naungan,
tetapi perlakuan naungan 25% menghasilkan kandungan tertinggi. Tanaman
pegagan yang tumbuh pada kondisi tanpa naungan mengandung 9 jenis
triterpenoid, sedangkan komposisi triterpenoicl tanaman yang tumbuh di bawah
naungan berkisar antara 6-8 jenis triterpenoid. Perubahan komposisi terjadi karena
ada beberapajenis triterpenoid yang hilang karena penaungan.
