Studi perbandingan pelaksanaan program unit percontohan usaha pelestarian sumberdaya alam dan konsekuensi ekonomi di tingkat petani peserta antara tahun 1990/1991 dan tahun 1996/1997: Studi kasus Desa Pandaawas, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut
View/ Open
Date
1998Author
Sari, Dewi Kartika
Prawirodihardjo, Wirjadi
Metadata
Show full item recordAbstract
Tantangan berat yang dihadapi sektor perlanian, adalah dengan semakin berlambahnya penduduk,
sehingga permintaan terhadap konsumsi meningkal, sementara pola produksi belum effislen (Perhepi (1989) dalam Noviansyah (1993)). Perlambahan jumlah penduduk menyebabkan tekanan penduduk yang semakin besar, dengan tingkat kemiskinan yang relatif tlnggi hal lni akan mendorong penduduk untuk mengolah lahan dengan cara-cara yang dapat merusak kelestarian, atau leblh cenderung melakukan eksploitasi daripada melakukan konservasi terhadap lahan.
Salah satu jenis lahan yang memerlukan kesesuaian antara pengelolaan dan keadaannya adalah lahan
kering yang banyak dijumpai di Indonesia, dimana penggunaannya mencapal 9.3 Juta ha pada awal
Pelita V. Kerusakan yang terjadi pada lahan, akan menurunkan produktivitas lahan yang pada
akhirnya akan menyebabkan penurunan produksi dan pendapatan petani, sehingga penerapan teknologi yang tepat guna diharapkan dapat memperlahankan dan bila mungkin dapat menlngkatkan produktivitas lahan.
Perhatian pemerintah terhadap pembangunan perlanian lahan kering lelah dimulal dengan munculnya Program Penghijauan (ln·pres No. 8fl6) yaltu Rehabilitasi Lahan dan
Konservasl Tanah (RLKT) yang dlkenal dengan proyek Manajemen DAS. Sub Balai RLKT dengan bantuan
dana darl ADB telah melaksanakan proyek