Show simple item record

dc.contributor.advisorIrawan, Tony
dc.contributor.authorHarjakusumah, Yusuf Zulkarnain
dc.date.accessioned2023-10-24T23:21:44Z
dc.date.available2023-10-24T23:21:44Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127992
dc.description.abstractASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) adalah bentuk realisasi kerjasama perdagangan bebas antara Indonesia, negara-negara ASEAN, dan Cina. Satu tujuan dibentuknya ACFTA adalah meliberalisasikan perdagangan barang dan jasa melalui pengurangan atau penghapusan tarif. Diantara sektor-sektor industri pengolahan nasional yang terkena dampak cukup besar dengan terbentuknya ACFTA ini adalah sektor industri besi dan baja dimana produk industri ini yang termasuk dalam rangkaian perjanjian ACFTA mencapai 8,6 persen dari seluruh pos tarif industri pengolahan atau menempati posisi ketiga terbanyak setelah industri tekstil dan elektronika. Industri besi dan baja juga perlu diperhatikan mengingat eksploitasi besi baja menempati peringkat pertama diantara barang tambang logam lainnya (95 %) dan merupakan industri strategis yang mampu mendorong industri hilir sehingga berperan penting dalam perindustrian nasional secara keseluruhan. Persoalan yang ada yaitu adanya indikasi ketidaksiapan industri besi dan baja dalam menghadapi persaingan dengan negara-negara ACFTA, terutama dengan Cina sebagai salah satu negara eksportir besi dan baja terbesar dunia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perkembangan dan posisi industri besi dan baja Indonesia dalam implementasi ACFTA, menganalisa kesiapan industri besi dan baja Indonesia dalam memasuki persaingan ACFTA dengan melihat posisi daya saing di pasar dunia dan dalam hubungan perdagangan bilateral perdagangan besi dan baja Indonesia-Cina, dan menganalisa dampak perubahan net ekspor industri besi dan baja terhadap sektor-sektor perekonomian dan distribusi pendapatan nasional sebagai skenario kemungkinan positif dan negatif yang ditimbulkan oleh ACFTA. Analisis deskriptif digunakan dalam mengidentifikasi perkembangan dan posisi industri besi dan baja Indonesia dalam implementasi ACFTA. Penelitian ini menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) untuk menganalisa posisi daya saing industri besi dan baja Indonesia di pasar internasional, metode Revealed Comparative Advantage Bilateral (RCAB) untuk menganalisa posisi daya saing industri besi dan baja Indonesia dalam hubungan perdagangan bilateral dengan Cina. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan alat analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) untuk menganalisa dampak perubahan net ekspor industri besi dan baja terhadap sektor-sektor perekonomian dan distribusi pendapatan nasional sebagai skenario kemungkinan positif dan negatif yang ditimbulkan oleh ACFTA.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomics and managementid
dc.subject.ddcEconomics and development studiesid
dc.titleIndustri besi dan baja indonesia dalam perdagangan internasional: potensi dan tantangan dalam implementasi ASEAN-China Free Trade Agreementid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordIndustri besi dan bajaid
dc.subject.keywordRCAid
dc.subject.keywordRCABid
dc.subject.keywordSNSEid
dc.subject.keywordACFTAid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordInstitut Pertanian Bogorid
dc.subject.keywordIPBid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record