Show simple item record

dc.contributor.advisorEfendi, Darda
dc.contributor.advisorChuriyah
dc.contributor.authorRusnanda, Yustika
dc.date.accessioned2023-10-24T14:06:34Z
dc.date.available2023-10-24T14:06:34Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127955
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh BAP dan sukrosa terhadap pertumbuhan dan perkembangan tunas temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2006 Februari 2007. Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah Laboratorium Kultur Jaringan Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Ciampea, Bogor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). Faktor pertama adalah konsentrasi BAP terdiri dari 4 taraf yaitu 0, 1, 2, dan 3 mg/l dan faktor kedua adalah konsentrasi sukrosa terdiri dari 4 taraf yaitu 30, 40, 50, dan 60 g/l. Dengan demikian terdapat 16 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali, sehingga terdapat 64 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 3 botol yang masing-masing berisi 1 eksplan. Perlakuan BAP 3 mg/l dan sukrosa 40 g/1 menunjukkan kecenderungan jumlah daun yang lebih banyak pada 1-8 MSP, meskipun secara statistik pada 6 8 MSP tidak menunjukkan adanya interaksi antara BAP dan sukrosa. Pada penelitian ini perlakuan BAP 3 mg/l dan sukrosa 40 g menghasilkan pertambahan jumlah daun paling baik. Namun, secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan tanpa BAP dengan sukrosa 30 g/l. Perlakuan BAP berpengaruh nyata dalam meningkatkan jumlah tunas dibandingkan dengan perlakuan tanpa BAP. Perlakuan BAP dapat meningkatkan jumlah tunas, tetapi konsentrasi BAP 1 mg/l - 3 mg/l tidak memberikan hasil yang berbeda nyata secara statistik. BAP 1 mg/l dapat menghasilkan panjang akar- paling baik. Pada umur 8 MSP dihasilkan panjang akar yang terpanjang dengan nilai rata-rata sebesar 4.31 cm... Sehingga, konsentrasi BAP 1 mg/l adalah konsentrasi yang terbaik untuk perbanyakan tunas temulawak. Pada umur 18 MSP sukrosa dengan konsentrasi 40 g/l cenderung meningkatkan jumlah akar dan tinggi tanaman pada eksplan. Pada 8 MSP dihasilkan jumlah akar terbanyak dengan rata-rata sebesar 36.50. Sedangkan, pada umur 8 MSP dihasilkan tinggi tanaman yang tertinggi yaitu sebesar 11.08 cm. Sehingga, merupakan konsentrasi yang terbaik untuk perbanyakan tunas temulawak. Dari peubah jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, tinggi tanaman, dan panjang akar maka perlakuan BAP 1 mg/l atau sukrosa 40 g/l dapat digunakan untuk perbanyakan temulawak secara in vitro.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcTemulawakid
dc.subject.ddcIn vitroid
dc.titlePengaruh konsentrasi BAP dan sukrosa terhadap multiplikasi tunas temulawak, Curcuma xanthorriza Roxb. secara vitroid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record