Show simple item record

dc.contributor.advisorPriyarsono, D.S
dc.contributor.authorTampubolon, Christina C.L
dc.date.accessioned2023-10-23T23:50:40Z
dc.date.available2023-10-23T23:50:40Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127796
dc.description.abstractDistribusi beras memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin ketersediaan beras nasional dan efisiensi pasar beras di Indonesia. Hal ini penting karena adanya ketergantungan dan preferensi masyarakat Indonesia yang sangat besar terhadap bahan pangan beras. Dibutuhkan pola distribusi yang efisien untuk menyampaikan beras ke daerah-daerah dalam waktu yang tepat dan dengan biaya serendah-rendahnya. Pola distribusi yang efisien menghasilkan suatu keterkaitan atau integrasi di antara pasar-pasar wilayah yang melakukan perdagangan beras di mana harga-harga semua pasar akan bergerak secara bersama-sama. Pola distribusi yang tidak efisien menyebabkan integrasi pasar yang tidak sempurna. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pola distribusi di tigabelas provinsi di Indonesia dan integrasi pasar yang terjadi di provinsi-provinsi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif. Metode deskriptif diterapkan untuk mendeskripsikan bagaimana pola distribusi perdagangan beras yang terjadi di tigabelas provinsi di Indonesia yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Data yang digunakan dalam metode ini yaitu data hasil survei distribusi perdagangan oleh BPS pada tahun 2009. Sedangkan metode kuantitatif yang digunakan adalah model Ravallion yaitu untuk menganalisis bagaimana integrasi pasar beras yang terjadi di ketiga belas provinsi tersebut. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data harga beras bulanan selama periode 2003-2008, data peta sentra produksi beras di Indonesia, pola distribusi perdagangan beras di Indonesia, serta peta dan pola distribusi perdagangan beras di tigabelas provinsi. Berdasarkan pola-pola distribusi perdagangan yang telah ditunjukkan diketahui bahwa selain memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk setempat, beberapa provinsi mendistribusikan beras provinsi bahkan lain pulau. Pola distribusi tiga belas provinsi lebih didominasi oleh pedagang pengecer. Hal ini dilihat dari persentase beras yang didistribusikan pada konsumen akhir lebih banyak oleh dilakukan oleh pedagang pengecer yaitu di atas 50 persen. Penggunaan taraf nyata lima persen (α=5%) dalam pengolahan data menunjukkan bahwa pada jangka pendek Jawa Barat sebagai pasar acuan akan terintegrasi lemah dengan dua belas provinsi lain. Sedangkan pada jangka panjang Jawa Barat akan terintegrasi kuat dengan DKI Jakarta dan terintegrasi lemah dengan sebelas provinsi lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomic and managementid
dc.subject.ddcEconomicid
dc.titlePola distribusi dan integrasi pasar beras di Indonesiaid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordPola distribusiid
dc.subject.keywordIntegrasi pasarid
dc.subject.keywordRavallionid
dc.subject.keywordBogor Agricultural Universityid
dc.subject.keywordInstitut Pertanian Bogorid
dc.subject.keywordIPBid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record