Pengelolaan wilayah pesisir oleh masyarakat desa di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah
View/ Open
Date
2003Author
Sumarni
Suryadiputra, I.N.N
Imran, Zulhamsyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekosistem Pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi karena didalamnya terdapat berbagai ekosistem pendukung, diantaranya adalah ekosistem hutan mangrove. Hutan mangrove merupakan bagian dari ekosistem pesisir yang mempunyai sifat dan karakteristik yang khas serta mempunyai fungsi dan manfaat yang beraneka ragam baik bagi manusia yang mendiami wilayah pesisir maupun bagi flora fauna didalamnya serta lingkungan sekitar. Kerusakan pada ekosistem ini dapat memberikan dampak yang beragam seperti terputusnya siklus hidup dari sumberdaya ikan dan udang di sekitarnya, abrasi pantai, intrusi air laut dan masih banyak lagi dampak turunan lainnya yang harus dirasakan terutama bagi masyarakat yang hidup di sekitarnya.
Kabupaten Pemalang mengalami kerusakan hutan mangrove seluas 1.545 ha pada tahun 2000. Kerusakan ini terjadi karena tekanan-tekanan dari luar antara lain intervensi pemerintah dan pengusaha tambak yang merubah wilayah serta tekanan dari masyarakat sekitar hutan mangrove dikarenakan keinginan mereka untuk memperoleh penghasilan ekonomi yang cepat akibat kemiskinan yang mereka alami. Lemahnya diversifikasi kegiatan ekonomi bagi masyarakat disekitar wilayah menyebabkan mereka hanya menggantungkan penghasilan dari lahan yang diperoleh dengan mengkonversi hutan mangrove. Salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang pelestarian lingkungan adalah Wetlands International-Indonesia Programme (WI-IP). Salah satu daerah kegiatannya adalah wilayah pesisir Kab. Pemalang dan dimulai sejak tahun 1998. Dalam kegiatannya ini WI-IP melibatkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir khususnya terhadap ekosistem hutan mangrove. Dalam kegiatan ini WI-IP berperan sebagai pendamping bagi masyarakat dalam mencari, menentukan dan menjalankan pola-pola pengelolaan sumberdaya pesisir secara berkelanjutan yang sesuai, sedangkan masyarakat pesisir berperan sebagai penyelenggara kegiatan-kegiatan yang polanya telah ditetapkan bersama sebelumnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian terhadap bentuk pengelolaan wilayah pesisir yang dilakukan oleh masyarakat desa di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, dengan aspek utama yang dilihat adalah tahapan proses atau mekanismenya dari awal kegiatan yang dilakukan oleh WI-IP (1998) sampai sekarang (tahun 2003) dan evaluasi terhadap kegiatan tersebut.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai bentuk pengelolaan ekosistem hutan mangrove berbasiskan masyarakat yang telah dilakukan di Kab. Pemalang kepada berbagai pihak yang berkepentingan di Indonesia.