Show simple item record

dc.contributor.authorHartanto, Hans
dc.date.accessioned2010-05-05T12:10:33Z
dc.date.available2010-05-05T12:10:33Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12758
dc.description.abstractMeningkatnya aktivitas manusia dan pesatnya pembangunan berarti semakin besar kebutuhan manusia atas air bersih, sedangkan ketersediaan air bersih dari PAM di Jakarta hanya baru bisa memenuhi 50% dari kebutuhan. Selain itu tarif yang ditetapkan oleh PAM juga relatif lebih tinggi (Rp 1.050 sampai Rp 12.550 per m3) dibandingkan dengan tarif air tanah (Rp 333 sampai Rp 3.667 per m3), sehingga biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksi air tanah akan jauh lebih murah. Akibatnya banyak yang memanfaatkan air tanah untuk mendapatkan air bersih. Pemanfaatan air bawah tanah ini berpengaruh pula pada orang lain yang memanfaatkan maupun tidak memanfaatkannya, sehingga perlu adanya biaya lingkungan dan biaya sosial dalam penetapan tarifnya. Oleh karena itu, penelitian ini membahas mengenai berapa tarif yang optimum untuk air tanah yang diestimasi dengan metode Integrated Water Pricing dan menganalisisnya berdasarkan konsep Marginal Cost Pricing. Penelitian ini juga melihat bagaimana pola dalam penggunaan air dan faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan air tanah yang diidentifikasi dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda. Selain itu penelitian ini juga membahas berapa besar rata-rata biaya pemanfaaatan air tanah yang diestimasi dengan pendekatan biaya rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pengguna air tanah menjadikan air tanah sebagai sumber air utama dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan volume air tanah yang dimanfaatkan >1000m3 setiap bulannya. Selain itu terdapat pola dalam penggunaan air yang dilakukan oleh gedung perkantoran dimana sumber air utama akan lebih besar penggunaannya dibandingkan sumber air substitusinya, hal itu karena gedung perkantoran tersebut memiliki kebijakan masing-masing dalam penggunaan air, seperti adanya alasan mengenai tarif air itu sendiri dan upaya konservasi air tanah. Adapun lima faktor yang berpengaruh nyata terhadap jumlah air tanah yang digunakan oleh gedung perkantoran yaitu luas bangunan, frekuensi penggunaan air tanah, jumlah pekerja, jumlah toilet, dan jumlah mushalla atau mesjid yang ada pada gedung perkantoran tersebut. Berdasarkan perhitungan rata-rata biaya pemanfaatan air tanah per blok tarif didapatkan nilai biaya untuk pemakaian 1-500 m3 sebesar Rp 11.981,10 per m3, pemakaian 501-1000 m3 sebesar Rp 7473,85 per m3, pemakaian 1001-2500 sebesar Rp 4.040,06 per m3, dan pemakaian diatas 2500 m3 sebesar Rp 2.702,16 per m3. Nilai inilah yang menggambarkan rata-rata biaya yang dikeluarkan saat melakukan pemanfaatan air tanah dalam waktu satu bulan. Hasil dari perhitungan tarif optimum per blok tarif didapatkan biaya pemanfaatan air tanah untuk pemakaian 1-500 m3 yaitu sebesar Rp 568,90 per m3, pemakaian 501-1000 m3 sebesar Rp 5076,15 per m3, pemakaian 1001-2500 m3 sebesar Rp 8.509,94 per m3, dan pemakaian diatas 2500 m3 selisihnya sebesar Rp 9.847,84 per m3. Selisih nilai tersebut seharusnya menjadi tarif optimum air pdfMachine A pdf writer that produces quality PDF files with ease! Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original documents. Compatible across nearly all Windows platforms, simply open the document you want to convert, click “print”, select the “Broadgun pdfMachine printer” and that’s it! Get yours now! tanah yang dapat difungsikan sebagai biaya sosial atau pajak lingkungan yang harus dikembalikan kepada lingkungan dan masyarakat yang terkena dampak negatif dari pemanfaatan air tanahid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleAnalisis penentuan tarif optimum air tanah bagi golongan tarif niaga besar (Studi kasus di kotamadya Jakarta Selatan)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record