Kemampuan jaring kejer dengan jumlah mata berbeda dalam menangkap rajungan di Perairan Bondet, Kabupaten Cirebon: pengaruh perbedaan nilai Hang-in ratio 0,42;0,46; dan 0.50
Abstract
Sumberdaya perikanan laut di Indonesia, khususnya rajungan, telah memiliki prospek yang baik di pasaran domestik dan ekspor, tetapi penangkapan rajungan dengan jaring kejer khususnya di Perairan Bondet Kabupaten Cirebon belum memperhatikan aspek efektivitas alat tangkap. Pengkerutan jaring merupakan salah satu faktor teknis yang mempengaruhi efektivitas tersebut.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2003 di Perairan Bondet Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tujuan yang akan dicapai yaitu untuk menentukan nilai hang-in ratio yang efektif diantara 0,42; 0,46 dan 0,50 pada jaring kejer yang dicobakan untuk menangkap rajungan.
Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengoperasikan langsung tiga pis jaring kejer dengan tiga perlakuan berbeda. Masing-masing jaring kejer diberi perlakuan dengan nilai hang-in ratio 0,42; 0,46 dan 0,59. Perlakuan II merupakan kontrol, karena jaring kejer yang umum digunakan di Desa Bondet memiliki hang-in ratio 0,46.
Operasi penangkapan rajungan selama penelitian dilakukan sebanyak 10 trip, yaitu setiap satu hari dilakukan satu kali ulangan dengan satu kali setting dan hauling. Jaring direndam selama empat jam setiap ulangan.
Hasil tangkapan jaring kejer yang dicobakan selama penelitian terdiri atas Rajungan (Portunus pelagicus) sebanyak 55 ekor, Kepiting bakau (Scylla serrata) sebanyak 9 ekor, Rangah (Murex sp.) 12 ekor, Udang ronggeng (Oratosquilla sp.) 5 ekor Sembilang (Plotosus sp.) 5 ekor dan Mimi (Thacypleus sp.) 2 ekor. Data tersebut menunjukkan bahwa rajungan merupakan hasil tangkapan utama dari jaring kejer...