Peranan dan status sosial wanita dalam pertanian sawah yang bersistem Subak pada masyarakat patrilineal yang berkasta : suatu perubahan sosial budaya di Bali: studi kasus di Desa Baha, Mengwi, Badung
View/ Open
Date
1987Author
Sudarta, Wayan
Sajogyo, Pudjiwati
Wigna, Winati
Guhardja, Edi
Metadata
Show full item recordAbstract
Tujuan penelitian untuk menelaah peranan dan status sosial wanita Bali pada berbagai status sosial ekonomi ( berdasarkan luas penguasaan tanah pertanian), yang di hubungkan dengan kedudukannya berdasarkan sistem kasta yang bersumber pada religi Hindu dan sistem kekerabatan patrilineal sebagai adat yang tradisional dalam kehidup- annya, khususnya dalam hal: pencarian nafkah baik di bidang pertanian maupun di luar bidang pertanian, mengurus rumahtangga, dan pengambilan keputusan yang menyangkut beragam aspek kehidupan rumahtangga.
Dalam penelitian ini, "rumahtangga" sebagai kesatuan sosial ekonomi yang terdiri atas sejumlah tenaga kerja baik pria maupun wanita sebagai pemberi tenaga kerja dalam produksi atau pekerjaan nafkah, digunakan sebagai satuan analisis; hal ini memungkinkan menelaah peranan dan status sosial wanita dalam hubungan antara pria dengan wanita.
Dalam upaya memahami peranan dan status sosial wanita Bali dalam pertanian sawah yang bersistem subak pada masyarakat patrilineal yang berkasta, maka kerangka pe mikiran Levy dianggap tepat sebagai pisau analisis. levy (1971) menyebutkan ada lima macam fungsi atau sub struktur yang perlu diperhatikan demi kelangsungan hidup suatu sistem kekerabatan, sistem tersebut dapat dilihat dalam rumahtangga. Kelima fungsi itu meliputi: (1) diferensiasi peranan, (2) alokasi solidaritas, (3) alokasi ekonomi, (4) alokasi kekuasaan, dan (5) alokasi integrasi dan ekspresi.
Penelitian ini dititik beratkan pada analisis tiga fungsi dari lima fungsi tersebut, yakni diferensiasi peran- an, alokasi ekonomi dan alokasi kekuasaan untuk menggambar- kan peranan dan status sosial wanita dalam pertanian sawah. Diferensiasi peranan dianalisis dengan mengukur curahan tenaga kerja para pelakunya dalam rumahtangga. Alokasi ekonomi dianalisis dengan mengukur pendapatan dan pengeluar- an rumahtangga, untuk melihat sejauh mana pria dan wanita menyumbang terhadap ekonomi rumahtangga baik secara individual maupun bersama. Alokasi kekuasaan dianalisis dengan mengukur tingkat pengambilan keputusan para pelaku dalam rumahtangga, yakni dianalisis ke dalam lima tipe peng- ambilan keputusan yang mencakup pengambilan keputusan; (1) istri sendiri, (2) suami sendiri, (3) bersama tetapi pengaruh istri lebih dominan, (4) bersama tetapi pengaruh suami lebih dominan, dan (5) bersama setara. ...
Collections
- MT - Human Ecology [2198]