Analisis faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam skema ASEAN-China free trade area tahun 2004-2008
View/ Open
Date
2010Author
Pratiwi, Putri Anggi Aditya
Hakim, Dedi Budiman
Metadata
Show full item recordAbstract
Kerjasama ekonomi ASEAN semakin berkembang dengan dibentuknya ASEAN-China Free Trade Area yang dirumuskan dalam Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation between The Association of Southeast Asian Nations and The People’s Republic of China (ACFTA) yang ditandatangani
pada tanggal 4 November 2002 di Phnom Penh, Kamboja oleh para Kepala Negara ASEAN dan RRC. Salah satu tujuan dari Framework Agreement ACFTA ini adalah meliberalisasi perdagangan barang dan jasa melalui pengurangan atau penghapusan tarif. Sektor yang cukup menjadi perhatian dalam kerjasama ekonomi antara ASEAN dan China ini adalah sektor industri. Share sektor industri cukup besar
terhadap perekonomian negara ASEAN. Industri yang selama ini cukup menjadi andalan bagi beberapa negara ASEAN adalah industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). TPT termasuk dalam sepuluh besar komoditi ekspor terbaik di ASEAN pada tahun 2007. Pada tahun 2007, Nilai perdagangan TPT mencapai 12.985,50 USD dengan share 1,5 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa beberapa negara
ASEAN memiliki daya saing yang kuat dalam perdagangan TPT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ASEAN-China serta faktor-faktor yang memengaruhi aliran perdagangan TPT ASEAN-China dengan menggunakan regresi gravity model, sehingga nantinya dapat dirumuskan implikasi kebijakan yang dapat mendorong peningkatan aliran perdagangan TPT tersebut. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data panel yang merupakan gabungan antara data time series 2004-2008 dan cross setion negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura, dan Thailand) serta China. Adapun data-data yang diperlukan yaitu data ekspor dan impor TPT negara ASEAN dan China, Gross Domestic Product (GDP), populasi, jarak antar negara, nilai tukar, dan tarif TPT negara ASEAN dan China. Data-data tersebut nantinya diolah dengan dengan menggunakan metode fixed effect.
Berdasarkan analisis kualitatif untuk menganalisis keragaan perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) negara ASEAN dan China, diperoleh informasi bahwa keragaan perdagangan TPT di setiap negara ASEAN-China berbeda-beda.
Empat diantara enam negara yang dianalisis menunjukkan perkembangan impor TPT yang lebih besar daripada ekspornya, yaitu negara Malaysia, Philipina, Singapura, dan Thailand. Sedangkan untuk negara China dan Indonesia, ekspor lebih mendominasi daripada impor.
Berdasarkan analisis regresi gravity model dengan menggunakan fixed effect maka variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata terhadap aliran perdagangan TPT ASEAN-China adalah GDP negara asal, populasi negara tujuan, nilai tukar negara asal, dan tarif. Sedangkan variabel-variabel yang tidak
berpengaruh nyata adalah GDP negara tujuan, populasi negara asal dan jarak ekonomi.
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap aliran perdagangan TPT ASEAN-China, pemerintah setiap negara dapat merumuskan kebijakan-kebijakan yang dapat memengaruhi faktor-faktor tersebut untuk dapat meningkatkan aliran perdagangan TPT ASEAN-China. GDP Negara asal atau negara pengekspor berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap aliran perdagangan ASEAN-China. Oleh karena itu, kebijakan negara pengekspor diharapkan dapat memberikan dampak positif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan GDP.
Nilai tukar mata uang negara asal atau negara pengeskpor juga berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan TPT ASEAN-China.
Ketidakstabilan nilai tukar mata uang terhadap USD terdapat di beberapa negara ASEAN dan China. Oleh karena itu diharapkan ada sebuah kebijakan yang dapat menstabilkan nilai tukar untuk masing-masing negara ASEAN dan China. Tarif berpengaruh negatif dan signifikan terhadap aliran perdagangan TPT ASEANChina.
Semakin rendah tarif maka aliran perdagangan TPT ASEAN-China akan meningkat. Kesepakatan penurunan tarif secara bertahap dalam skema ACFTA diharapkan dapat meningkatkan perdagangan TPT ASEAN-China. Hal ini tentu saja harus didukung oleh kondisi yang baik dari industri Tekstil dan Produk
Tekstil. Oleh karena itu, diperlukan adanya penguatan industri Tekstil dan Produk Tekstil untuk masing-masing negara ASEAN dan China agar dapat meningkatkan ekspornya sejalan dengan adanya penurunan tarif tersebut.