dc.description.abstract | Sektor perikanan budidaya di Indonesia berperan paling besar bagi
perekonomian dibandingkan sektor lain dalam bidang kelautan dan perikanan.
Potensi perikanan budidaya dapat dioptimalkan melalui program minapolitan.
Minapolitan dimaknai sebagai konsep pembangunan ekonomi di sektor kelautan
dan perikanan dengan berbasis kawasan yang terintegrasi. Penetapan kawasan
minapolitan budidaya lele di Kecamatan Ciseeng merupakan upaya pendorong
peningkatan aktivitas lokal yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat juga pihak yang terlibat dalam aktivitas minapolitan. Aktivitas
minapolitan dapat memberikan manfaat apabila peran minapolitan dijalankan
dengan baik. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian yang bertujuan untuk (1)
Menghitung pendapatan pembudidaya lele; (2) Mengestimasi dampak ekonomi
yang dihasilkan dari adanya aktivitas budidaya lele; (3) Menganalisis penerapan
program minapolitan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis pendapatan, analisis multiplier effect, dan analisis kesenjangan (gap
analysis). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pendapatan
pembudidaya lele di kawasan minapolitan Kecamatan Ciseeng pada tahun 2014
adalah sebesar Rp 32.724.707.400,00 dengan R/C ratio 2,12 yang artinya usaha
budidaya lele tersebut menguntungkan dan dapat terus dijalankan; (2) Keberadaan
usaha budidaya lele di kawasan minapolitan Kecamatan Ciseeng secara nyata
telah memberikan dampak ekonomi yang cukup besar terhadap pendapatan
masyarakat lokal serta menimbulkan sumber pendapatan baru bagi masyarakat
lokal. Hal ini ditunjukkan pada nilai keynesian local income multiplier sebesar
1,60, nilai ratio income multiplier tipe I sebesar 1,29, dan nilai ratio income
multiplier tipe II sebesar 2,15; (3) Program minapolitan yang telah dibuat dan
dijalankan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Bogor di
Kecamatan Ciseeng sudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
pembudidaya lele, namun penerapannya belum optimal. | id |