dc.description.abstract | Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh Fusarium oxysporum f. sp.
lycopersici (Fol) mernpakan salah satu kendala penting dalam budidaya tanaman
tomat. Beberapa upaya pengendalian terhadap penyakit layu fusarium belum
menunjukkan keefektifan yang berarti. Induksi resistensi dengan menggunakan
agens penginduksi ketahanan merupakan salah satu bentuk pengendalian yang
menjanjikan keefektifan, keefisienan hasil pengendalian, serta aman bagi
lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan percobaan yang bertujuan untuk
mengevaluasi keefektifan beberapa formulasi F. oxysporum non-patogenik (BIOFOB
EC, BIO-FOB WP, Organik-FOB) dan P§eudornonas fluorescens dalam
menginduksi ketahanan tanaman tomat terhadap pat.ogen penyebab penyakit layu
fusarium. Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak kelompok,
dengan 6 perlakuan, meliputi perlakuan BIO-FOB EC, BIO-FOB WP, OrganikFOB,
Pseudomonas fluvrescens, kontrol negatif (tanpa patogen, tanpa agens
penginduksi) dan kontrol positif (dengan patogen, tanpa agens penginduksi) yang
merupakan perlakuan benih (seed treatment). Tiap perlakuan dengan 3 ulangan,
masing-masing ulangan dengan 5 tanaman. Pengamatan dilakukan dengan
menghitung persen kejadian penyakit yang ditandai nekrotik pembuluh batang
pada 18 MST, tinggi tanaman, dan bobot buah pada periode panen pertama.
Pengolahan data dilakukan dengan program SAS 6.12. Perlakuan yang
berpengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan, pada taraf a=
5%. Hingga akhir pengamatan pada 18 MST gejala khas layu fusarium belum
nampak terlihat. Oleh karena itu untuk melihat keefektifan agens penginduksi
diamati adanya nekrosis berupa bercak coklat pada batang. Semua perlakuan
agens penginduksi mampu menghambat infeksi Fol. Perlakuan BIO-FOB WP
paling efektif dalam menginduksi infeksi patogen (100% efektif), sedangkan
perlakuan BIO-FOB EC, Organik-FOB dan Pseudomonas fluorescens relatif
kurang efektif dibandingkan dengan perlakuan BIO-FOB WP. Berdasarkan
pengamatan tinggi tanaman maupun bobot buah pada periode panen pertama
nampak keempat agens penginduksi uji tidak memperlihatkan efek zat pengatur
tumbuh. | id |