Show simple item record

dc.contributor.advisorFirdaus, Muhammad
dc.contributor.authorGumilar, Nurul Ainy
dc.date.accessioned2023-10-19T01:07:44Z
dc.date.available2023-10-19T01:07:44Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126969
dc.description.abstractPenelitian ini mengukur dayasaing komoditi sayuran utama In donesia di pasar internasional. Komoditi sayuran yang dipilih adalah enam komoditi utama sayuran berdasarkan volume ekspor terbesarnya, yaitu kol, jamur, bawang merah, kentang, cabai, dan tomat. Selain Indonesia terdapat banyak negara-negara lain yang juga merupakan penghasil dan eksportir sayuran yang potensial di dunia, di antaranya Malaysia, Thailand, Vietnam, Cina, India, Meksiko, dan Belanda. Oleh karena itu, dayasaing sayuran Indonesia di pasar internasional akan dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Analisis dalam mengukur dayasaing yang digunakan adalah analisis keunggulan komparatif (Revealed Comparative Advantage), analisis produk ekspor dinamis (Export Product Dynamic), dan analisis pangsa pasar konstan (Constant Market Share Analysis). Hasil yang didapatkan dari analisis menggunakan Revealed Comparative Advantage (RCA) menunjukkan bahwa komoditi sayuran Indonesia yang diuji tidak memiliki keunggulan komparatif atau berdayasaing lemah di pasar internasional, kecuali untuk komoditi jamur yang memiliki nilai rata-rata RCA lebih dari satu dibandingkan komoditi lainnya pada tahun 2001-2008. Analisis produk ekspor dinamis (EPD) memperlihatkan bahwa beberapa komoditi sayuran yang diuji seperti kol, jamur, dan kentang berada di posisi “Retreat”, kemudian untuk komoditi bawang merah ada di posisi “Rising Star”, sedangkan cabai berada di posisi “Falling Star”, dan tomat di posisi “Lost Opportunity”. Hasil uji menggunakan analisis pangsa pasar constant (CMS) menunjukkan bahwa faktor yang paling signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekspor untuk komoditi kol dan cabai adalah faktor pertumbuhan impor, sedangkan untuk komoditi jamur dan tomat dominan dipengaruhi oleh faktor dayasaing, dan untuk komoditi bawang merah dan kentang dipengaruhi paling besar oleh faktor permintaan produk di pasar dunia (komposisi komoditi). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka pemerintah diharapkan dapat lebih fokus untuk mengembangkan komoditi sayuran yang memiliki keunggulan dan berdayasaing baik serta strategis dan dinamis di pasar internasional seperti komoditi jamur yang memiliki keunggulan komparatif dan bawang merah yang memiliki kondisi dinamis dalam perdagangan internasional. Dari hasil analisis Export Product Dynamic, untuk komoditi bawang merah yang berada di posisi Rising Star pemerintah harus tetap mempertahankan komoditi tersebut bahkan terus meningkatkan ekspornya. Cabai, kol, jamur dan kentang yang berada di Falling Star dan Retreat sebaiknya lebih ditujukan untuk perdagangan di pasar domestik atau untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kemudian tomat yang berada di Lost Opportunity sebenarnya memiliki peluang yang baik dalam perdagangan dunia, oleh karena itu sebaiknya pemerintah terus meningkatkan kualitas dan mutu dari komoditi tersebut untuk meningkatkan ekspornya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcEconomic and managementid
dc.subject.ddcEconomicid
dc.titleDayasaing komoditi sayuran utama indonesia di pasar internasionalid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordDayasaingid
dc.subject.keywordSayuranid
dc.subject.keywordRevealed comparative advantageid
dc.subject.keywordExport product dynamicid
dc.subject.keywordConstant market share analysisid
dc.subject.keywordBogor Agricultural University; Institut Pertanian Bogorid
dc.subject.keywordIPBid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record