Jaringan Kerja Bongkar Muat Kapal Ikan di Pangkalan Pendaratan Ikan Bajomulyo Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah
Abstract
Sektor perikanan saat ini mulai diakui keberadaannya karena ternyata mampu mendukung sebagian besar perekonomian negara saat krisis moneter. Untuk menaikkan nilai ekonomi dan gizinya, produk-produk sektor perikanan ini harus memiliki kualitas yang tinggi. Untuk menjaga kualitas ikan, pendaratan ikan harus sesegera mungkin dilakukan, tetapi seringkali pekerjaan ini terhambat karena kolam pelabuhan penuh dengan kapal yang sedang melakukan aktivitasnya sehingga kemungkinan besar kualitas ikan menjadi tunm. PPI Bajomulyo merupakan PPI yang potensial dan memiliki kasus terhambatnya pendaratan hasil tangkapan karena penuhnya kolam pelabuhan. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis melakukan studi tentang jaringan kerja bongkar muat kapal ikan di dalam pelabuhan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi kasus tifitas~-kapal~-~ikm~-diPangkalan-Pendaratan-Ikan-Bajomulyo;Keeamatan--Ju Kabupaten Pati dan studi pustaka. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer yang diperoleh melalui pengamatan secara langsung setiap kegiatan kapal ikan dan data sekunder yang meliputi data yang terdapat di kantor pelabuhan serta studi pustaka. Metode analisis data yang digunakan adalah metode nehso?~kplannin,yoa ng digambarkan dengan diagram jaringan kerja dan analisis deskriptif untuk memberikan gambaran kegiatan bongkar lnuat kapal ikan di pelabuhan. Kegiaran bongkar muat kapal ikan diawali dengan n~asuknya kapal ke pelabuhan dan bersandar di dermaga bongkar (TPI), setelah melapor ke pos terpadri dan meminta nomor urut bongkar, hasil tangkapan siap untuk dibongkar. Kapal yang telah selesai bongkar dibersihkan lalu menuju dermaga perbekalan untuk memuat perbekalan atau istirahat atau menuju area parkir untuk istirahat. Kapal yang siap memuat perbekalan bersandar di dermaga perbekalan antara lain untuk memuat solar, minyak tanah, es, garam, air, bahan rumpon, bahan makanan dan kebutuhan seharihari. Kapal berangkat dari pelabuhan setelah air mulai pasang. Urutan dan lama kegiatan bongkar muat kapal ikan adalah sangat beragam. Kegiatan bongkar muat terlama adalah 11545 menit (8 hari, 0 jam, 25 menit) dan tercepat 5460 menit (3 hari, 19 jam) dengan lama kegiatan rata-rata 7530 menit (5 hari, 5 jam, 30 menit). Keragarnan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pelaku kegiatan, pemilik kapal, sarana perbekalan dan volume muatan. Efisiensi lama kegiatan bongkar muat sangat penting agar proses bongkar muat dan lalu lintas di kolam pelabuhan dapat lancar dan tidak menimbulkan kerugian di berbagai pihak, antara lain pihak PPI, KUD, konsumen, pedagang, Kegiatan bongkar muat dapat diefisienkan dengan perangkaian kegiatankegiatan yang dapat dilakukan di satu tempat dalam waktu yang bersamaan. Kegiatan efisien yang dialternatifkan ada dua. Alternatif I memiliki lama kegiatan sebesar 4 hari, 22 jam: 42 menit. Alternatif I1 memiliki lama kegiatan sebesar 3 hari, 22 jam, 42 menit. Kegiatan efisien altematif I merupakan kegiatan yang toleran terhadap keadaan sosial dan psikologis para nelayan yang kelelahan setelah melakukan operasi penangkapan sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk beristirahat. Kegiatan efisien alternatif I1 tidak memiliki toleransi seperti alternatif I.