dc.description.abstract | Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan, Pusat Konservasi
Tumbuhan Kebun Raya Bogor pada bulan Mei - September 2004. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mempelajrui pertumbuhan Alocasia suhirmaniana
dalam kultur in vitro, mempelajari pengaruh BAP dan air kelapa terhadap
rnulti plikasi tunas dan pertumbuhan A. suhirmaniana serta mendapatkan media
altematif dalam perbanyakan A. suhirmaniana secara in vitro.
Penelitian terdiri atas dua percobaan yang terpisah. Percobaan 1
mengamati pengaruh air kelapa dan BAP dalam media dasar MS (Murashige
Skoog), sedangkan percobaan 2 mengamati pengaruh air kelapa dan BAP dalam
media pupuk daun Hyponex. Rancangan percobaan yang digunakan dalam kedua
percobaan tersebut adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor. Faktor
pertama adalah air kelapa yang terdiri dari empat taraf, yaitu 0, 100, 200 dan
300 ml/I. Faktor kedua adalah BAP terdiri dari empat taraf, yaitu 0, 2, 4, dan 6
mg/1. Tiap perlakuan terdiri dari empat ·ulangan yang masing-masing terdiri dari
satu botol kultur yang berisi tiga eksplan. Pengamatan dilakukan setiap minggu
terhadap tinggi, jumlah tunas, jumlah planlet berdaun, jumlah planlet berakar,
panjang ak a r danjumlah tunas total subkultur 1 dan 2.
Multiplikasi tunas mulai terjadi pada 2 MST. Pada kedua percobaan,
penambahan BAP 2 mg/1 pada media menghasilkan jumlah tunas terbanyak
sebesar 3.03 pada media MS (percobaan 1) dan 2.89 pada media Hyponex
(percobaan 2). Pada percobaan 1 dan 2, tanaman tertinggi berturut-turut 2.88 dan
4.10 cm, di hasilkan oleh media dengan kombinasi perlakuan air kelapa O mVI +
BAP O mg/1 (kontrol). Semakin tinggi konsentrasi air kelapa dan BAP yang
diberikan, tinggi tanaman semakin rendah.
Media dengan pemberian air kelapa pada konsentrasi O -300 ml/1 tanpa
penambahan BAP, menghasilkan planlet berdaun. Persentase planlet berdaun
tertinggi dihasilkan oleh kontrol, sebesar 100%. Penambahan air kelapa dengan
konsentrasi O - 300 ml/1 pada media dapat meningkatkan perakaran hingga 100%,
sedangkan pena mbahan BAP cenderung menghambat perakaran. Semakin tinggi
konsentrasi BAP, persentase planlet berakar semakin rendah.
Secara visual, tanaman yru1g ditumbuhkan pada media Hyponex dengan
penambahan air kelapa terlihat lebih vigor dan kokoh bila dibandingkan dengan
tanaman yang ditumbuhkan pada media MS. Selain itu, daun pada sebagian besar
tanaman pada media Hyponex terlihat lebih lebar dan kokoh dibandingkan dengan
daun tanrunan pada media MS. Penambahan BAP yang tinggi (6 mg/1) pada kedua
jenis media mengakibatkan tanaman tidak kokoh dan terlihat vitrous. | id |