Analisis dampak sektor industri pengolahan terhadap ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten
Abstract
Banten sebagai provinsi baru yang telah memisahkan diri dari Provinsi
Jawa Barat telah menerapkan kebijakan otonomi daerah yaitu sejak tanggal 4
Oktober 2000. Wilayah Banten terbagi menjadi wilayah Banten Utara dan
wilayah Banten Selatan, wilayah Banten Utara terdiri dari Kota Tangerang, Kota
Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang dan
Kabupaten Serang yang merupakan kawasan industri, sedangkan wilayah Banten
Selatan yang didominasi oleh kawasan pertanian terdiri dari Kabupaten Lebak dan
Kabupaten Pandeglang.
Sektor industri pengolahan mendominasi perekonomian di Provinsi Banten.
Kehadiran industri-industri terbukti telah mendorong kemajuan ekonomi bagi
Banten. Ketimpangan antar wilayah yang terjadi di Banten disebabkan dominasi
sektor industri pengolahan di wilayah utara. Dominasi sektor industri ini dapat
dirasakan khususnya sebagai penyumbang PDRB dan penyedia lapangan kerja.
Kontribusi sektor industri pengolahan yang cukup besar dapat terlihat dari progres
perekonomian Provinsi Banten yang tercermin dari PDRB dimana dapat diketahui
PDRB Banten mengalami kemajuan yang berarti. Perkembangan yang cukup baik
ini ternyata didukung kuat oleh sektor industri pengolahan yang mempunyai
kontribusi lebih dari setengah PDRB.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketimpangan antar
wilayah yang ditimbulkan oleh ketimpangan sektoral karena tumbuhnya sektor
industri pengolahan di Banten, namun pertumbuhannya tidak merata ke seluruh
wilayah di Provinsi Banten. Selain itu diidentifikasi juga sub sektor industri
pengolahan yang mampu mengurangi ketimpangan antar wilayah.
Pada penelitian ini, untuk melihat tingkat ketimpangan antar wilayah di
Provinsi Banten digunakan metode Indeks Williamson. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data PDRB Provinsi Banten atas
dasar harga konstan 2000, data kependudukan masing-masing kabupaten/kota di
Provinsi Banten, data distribusi PDRB Provinsi Banten ADHK 2000 yang dirinci
menurut lapangan usaha (sektor), data ketenagakerjaan sektor industri pengolahan
di Provinsi Banten. Periode waktu yang digunakan yaitu tahun 2001-2008.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketimpangan antar wilayah di
Provinsi Banten selama periode analisis (2001-2008) termasuk dalam kategori
ketimpangan yang tinggi karena nilai indeks ketimpangan mendekati nilai 1
(satu). Nilai Indeks Williamson dengan mengikutsertakan sektor industri
pengolahan lebih besar yaitu antara 0,633685532-0,681970196. Sedangkan nilai
Indeks Williamson tanpa mengikutsertakan sektor industri pengolahan berkisar
antara 0,490110358-0,590550023. Sektor industri pengolahan memberikan
kontribusi terbesar terhadap PDRB Banten. Namun, dominasi sektor industri
pengolahan mempunyai korelasi yang sangat kuat terhadap ketimpangan yang
terjadi di Banten.
Berdasarkan hasil analisis korelasi diperoleh bahwa terdapat hubungan
positif yang kuat antara PDRB sektor industri pengolahan dan Indeks Williamson,
artinya peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan akan meningkatkan
ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten. Analisis korelasi yang lain
menunjukkan bahwa terjadi hubungan positif antara PDRB sektor industri
pengolahan dengan PDRB per kapita Provinsi Banten. Hal ini menunjukkan
kontribusi sektor industri pengolahan mampu meningkatkan PDRB per kapita
Provinsi Banten. Dilakukan pula uji korelasi antara Indeks Williamson dengan
PDRB masing-masing sub sektor dari sektor industri untuk mencari nilai korelasi
yang paling kecil. Industri semen dan barang galian bukan logam mempunyai
nilai korelasi yang paling kecil. Artinya industri ini memberikan pengaruh untuk
mengurangi ketimpangan antar wilayah di Provinsi Banten. Hal ini disebabkan
karena industri tersebut merupakan industri padat sumber daya alam yang
berbahan baku lokal. Selain potensi bahan galian, Banten Selatan juga memiliki
potensi pertanian yang bagus untuk dikembangkan. Beberapa komoditas unggulan
yang terdapat di Banten Selatan akan memberikan nilai tambah bila di wilayah
selatan dikembangkan industri agro untuk mengolah potensi komoditas unggulan
tersebut. Sehingga dapat mengurangi ketimpangan antara Banten Utara dengan
Banten Selatan.
Sektor industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar terhadap
PDRB Provinsi Banten tapi mempunyai pertumbuhan yang relatif kecil dan
penyerapan tenaga kerjanya tidak sebanding dengan besar kontribusinya. Oleh
karena itu perlunya perhatian dan dukungan terhadap sektor industri pengolahan
terutama pada sub sektor industri pengolahan yang bersumber daya lokal (industri
semen dan barang galian bukan logam) dan industri agro, sehingga mampu
memberdayakan potensi yang terdapat di wilayah Banten Selatan.
