Show simple item record

dc.contributor.authorArief, Gita Irina
dc.date.accessioned2010-05-05T11:48:52Z
dc.date.available2010-05-05T11:48:52Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12670
dc.description.abstractProvinsi DKI Jakarta adalah daerah yang mempunyai keistimewaan sebagai ibukota negara Indonesia. DKI Jakarta mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pusat pemerintahan dan pusat perekonomian. Sebagai pusat pemerintahan, DKI Jakarta merupakan tempat kedudukan hampir seluruh perangkat pemerintahan tingkat nasional, serta perwakilan negara-negara asing. Sebagai pusat perekonomian, potensi ekonomi DKI Jakarta termasuk paling tinggi dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia, sebagaimana terlihat dari besarnya kontribusi PDRB-nya terhadap PDB Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2008), pada triwulan IV tahun 2007, secara umum pulau Jawa masih merupakan kontributor terbesar terhadap perekonomian Indonesia, dimana DKI Jakarta merupakan provinsi penyumbang PDB terbesar, yakni sebanyak 15,9 persen. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2008), pada Agustus 2007, tingkat pengangguran tertinggi di Indonesia terjadi di Provinsi Banten, diikuti oleh Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta, masing-masing sebesar 15,75 persen, 13,08 persen, dan 12,7 persen.Meski pada tahun 2007 sempat terjadi penurunan dibandingkan keadaan pada Februari 2006, tingkat pengangguran di DKI Jakarta masih terbilang besar, bahkan melebihi tingkat pengangguran di lingkup nasional. Tingginya tingkat pengangguran diantaranya disebabkan oleh tingginya arus urbanisasi ke DKI Jakarta. Untuk mengurangi pengangguran, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan lapangan kerja baru. Dan lapangan kerja baru dapat diciptakan melalui investasi. Kebutuhan investasi di daerah dibiayai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat (swasta). Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghadapi kendala keterbatasan dana. Peranan investasi yang dilakukan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta rata-rata hanya mencapai 10 persen dari total investasi yang dibutuhkan tiap tahunnya. Sementara sisanya bergantung pada investasi oleh pihak swasta, terutama oleh investasi asing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang menjadi sektor ekonomi unggulan di Provinsi DKI Jakarta dan mengetahui peran sektor unggulan tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu akan dianalisis kinerja sektor-sektor ekonomi unggulan di Provinsi DKI Jakarta, baik dilihat dari pertumbuhan maupun daya saingnya sehingga dapat dilihat sektor unggulan mana yang perlu lebih diprioritaskan oleh pemerintah daerah dan rekomendasi kebijakan pengembangannya agar turut membantu upaya pengurangan pengangguran di DKI Jakarta. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), BPS Provinsi DKI Jakarta, berbagai literatur, internet, dan sumber-sumber lainnya. Pada penelitian ini, untuk mengidentifikasi sektor ekonomi unggulan digunakan analisis Location Quotient, analisis PDRB DKI Jakarta, dan analisis kesempatan kerja. Sedangkan untuk melihat kinerja sektor ekonomi unggulan digunakan analisis shift share. Indikator ekonomi yang digunakan adalah tenaga kerja yang bekerja pada sembilan sektor ekonomi utama di DKI Jakarta pada tahun 2003-2007 dengan menggunakan software Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2003-2007, sektor yang menjadi sektor ekonomi unggulan di Provinsi DKI Jakarta adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa, dimana sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam penyerapan tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Selama tahun 2003-2007, kelima sektor unggulan yang ada di DKI Jakarta rata-rata menyerap tenaga kerja sekitar 95 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Pada tahun 2003-2007, sektor-sektor di DKI Jakarta memiliki pertumbuhan positif dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan kesempatan kerja tercepat adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sedangkan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan adalah sektor yang laju pertumbuhannya paling lambat. Dilihat dari daya saing, sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan adalah sektor yang berdaya saing baik pada tahun 2003-2007. Sedangkan sektor-sektor ekonomi lainnya kurang memiliki daya saing. Sektor pertanian, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan termasuk sektor yang progresif . Apabila pemerintah ingin memprioritaskan investasi pada sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar maka sektor yang direkomendasikan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yang secara riil memiliki kontribusi besar dalam menyerap tenaga kerja di DKI Jakarta. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan yang mendukung perkembangan sektor ini seperti melalui peningkatan kualitas pelayanan hotel-hotel dan restoran, serta peningkatan fasilitas penunjang dari sektor ini, diantaranya yaitu fasilitas perbankan dan fasilitas pelabuhan laut dan udara agar semakin memudahkan akses perdagangan di DKI Jakarta. Selain itu perlu adanya perbaikan dari kualitas produk perdagangan yang dihasilkan agar tidak kalah dengan produk impor, serta dengan meningkatkan peran masyarakat dan kalangan profesional dalam penyelenggaraan urusan perdagangan.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleIdentifikasi dan Peran Sektor Ungggulan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi DKI Jakartaid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record