dc.description.abstract | Penelitian yang dilakukan bertujuan mempelajari daya regenerasi tanaman loksinia dan tanaman petunia pada berbagai taraf konsentrasi IAA dan BAP dalam media bentuk padat. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan IPB Darmaga Level 3 yang bersuhu kultur 18-23°C dengan lama penyinaran 24 jam pada Bulan Juli 2002 sampai Oktober 2002.
Percobaan ini terdiri dari dua percobaan terpisah, yaitu regenerasi Gloksinia dan regenerasi Petunia. Rancangan percobaan yang digunakan baik pada Gloksinia maupun Petunia adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan. Faktor perlakuan yang diuji dalam percoabaan ini adalah perbandingan konsentrasi zat pengatur tumbuh (zpt) BAP dan IAA. Konsentrasi BAP terdiri dari 4 taraf konsentrasi, yaitu 0,25 mg/l; 0,50 mg/l; 1,00 mg/l; dan 2,00 mg/l. Sedangkan konsentrasi IAA terdiri dari 3 taraf konsentrasi 0,00 mg/l; 0,10 mg/l; dan 0,20 mg/l. Sehingga kombinasi dua faktor perlakuan menghasilkan 12 perlakuan. Masing- masing perlakuan diulang sebanyak 8 kali, dengan satu ulangan adalah satu botol. Sehingga terdapat 96 satuan percobaan. Dan tiap satuan percobaan masing-masing terdapat 2 eksplan tanaman. Bahan tanaman yang digunakan adalah ekplan pucuk daun tanaman gloksinia dan petunia dengan masing-masing ukuran 0,5 cm², hasil subkultur tunas samping tanaman gloksinia dan petunia selama minimal 4 minggu.
Media perbanyakan (MS+ 0,50 mg/l BAP + 0,1 mg/l IAA) ditambah perlakuan 0,50 mg/l BAP dengan 0,20 mg/l IAA pada tanaman Gloksinia menghasilkan jumlah tunas, tinggi tunas, dan jumlah daun terbanyak masing-masing dengan rata-rata 5,1 dan 6,5 tunas; 0,41 cm dan 0,44 cm pada tinggi tunas; serta 9,4 dan 22,3 daun pada 6 dan 8 MST. Ukuran kalus terbesar dihasilkan pada media perbanyakan ditambah perlakuan 2,00 mg/1 BAP dan 0,20 mg/l IAA dengan rata-rata 1,69 cm dan 1,95 cm pada 6 dan 8 MST. Dengan demikian perlakuan konsentrasi 0,50 mg/l BAP dengan 0,20 mg/l IAA sebaiknya dipergunakan untuk regenerasi anaman Gloksinia. Gloksinia memiliki kecenderungan organogenesis secara langsung karena persentase kalus yang lebih besar dari 75% dan skor 1-2 pada umumnya akan sukar membentuk tunas.
Untuk tanaman Petunia pada 8 MST, jumlah tunas terbanyak, yaitu 25,6 dihasilkan pada media perbanyakan ditambah 0,50 mg/l BAP dengan 0,20 mg/l IAA.. tunas tertinggi, yaitu 1,65 cm dihasilkan pada media perbanyakan ditambah 0,50 mg/l BAP dengan 0,10 mg/l IAA; jumlah daun terbanyak, yaitu 119,3 dihasilkan pada media perbanyakan ditambah 2,00 mg/l BAP dengan 0,10 mg/1 IAA; dan ukuran kalus terbesar pada pada 8 MST oleh media perbanyakan ditambah 0,50 BAP dengan 0,20 mg IAA yang menghasilkan ukuran 1,79 cm. Tanaman Petunia memiliki kecenderungan organogenesis secara tidak langsung melalui pembentukan kalus terlebih dahulu karena berbagai skor ukuran kalus dan persentase berapapun dapat membentuk tunas. Pertumbuhan tanaman tersebut baik kuantitas maupun kualitas juga lebih baik daripada pertumbuhan tanaman Gloksinia pada semua peubah pengamatan (jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah daun dan ukuran kalus). | id |