dc.description.abstract | Transfonnasi dari sektor pertanian ke selctor industri di Indonesia terjadi sejak
tahun 1991, yang ditandai dengan menurunnya persentase sektor pertanian terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku maupun konstan.
Menurwrnya persentase sektor pertanian terhadap PDB atas dasar harga yang berlaku
tidak berarti per.man sektor pertanian dala m pembangunan nasional menjadi tidak
penting. Seklor pertanian dapat bcrtahan saat terjadi krisis ekonomi, ha! ini dapat
dilihat dari kontribusi sektor pertanian yang meningkat pada saat terjadinya krisis.
Pada tahun 1998, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB atas dasar harga yang
berlaku adalah 18,08 persen, yang meningkat menjadi 19,61 persen pada tahun 1999.
Namun kembali menurun pada tahun 2000 dan 2001 menjadi 17,03 persen dan 16,39
persen (BPS, 2002).
Tanaman bahan makanan (farm food corp) adalah salah satu sub sektor
pertanian yang di dalamnya mencakup komoditi padi, jagung, ketela, kacangkacangan,
sayuran dan buah-buahan. Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan
penyumbang terbesar diantara sub-sub sektor lainnya yaitu 50 persen lebih dari
seluruh nilai tambah pertanian. Pada tahun 1999, sub sektor tanaman bahan makanan
menyumbang 53,90 persen atau meningkat 19,48 persen dari tahun sebelumnya.
Namun pada tahun 2000 dan 2001, kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan
terhadap sektor pertanian menurun menjadi 51,26 persen dan 50,88 persen (BPS,
2002).
Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat (2001), tomat
merupakan salah satu dari 10 komoditas unggulan sayuran dan buah-buahan untuk
dikembangkan di Jawa l3arat. Daerah sentra produksi tomat di Jawa Barat terdapat di
empat kabupaten yaitu, Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Bandung dan Garut. Keempat
kabupaten sentra produksi tomat memberikan kontribusi luas pnnen tomat sebesar
53,46 persen dari luas panen tomat di Propinsi Jawa Barat dan memberikan
kontribusi produksi tomat sebesar 44,66 persen dari produksi tomat dj Propinsi Jawa
Barat.
Produktivitas tomat di Kabupaten Sukabumi hanya 8,39 ton per hektar, sangat
rendah dibandingkan dengan produktivitas tomat di Bandung, Cianjur dan Garut,
bertumt-turut 18,23, 22, 13 dan 18,85 ton per ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Propinsi Jawa Barat, 2000). Melihat kondisi alam Kabupaten Sukabumi yang cocok
ditanami sayuran, namun memiliki kesenjangan antara produksi yang terjadi dengan
produksi maksimal yang sehamsnya dapat dicapai dengan menggunakan input dan
teknologi tertentu, maka efisiensi teknis penggunaan input dapat diimplementasikan
agar petani dapat mencapai basil produk yang maksimum yang pada akhimya
meningkatkan pendapatan petani...dst | id |