Show simple item record

dc.contributor.advisorDaryanto, Arief
dc.contributor.authorAisah, Nur
dc.date.accessioned2023-10-15T09:39:20Z
dc.date.available2023-10-15T09:39:20Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126462
dc.description.abstractTransfonnasi dari sektor pertanian ke selctor industri di Indonesia terjadi sejak tahun 1991, yang ditandai dengan menurunnya persentase sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku maupun konstan. Menurwrnya persentase sektor pertanian terhadap PDB atas dasar harga yang berlaku tidak berarti per.man sektor pertanian dala m pembangunan nasional menjadi tidak penting. Seklor pertanian dapat bcrtahan saat terjadi krisis ekonomi, ha! ini dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian yang meningkat pada saat terjadinya krisis. Pada tahun 1998, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB atas dasar harga yang berlaku adalah 18,08 persen, yang meningkat menjadi 19,61 persen pada tahun 1999. Namun kembali menurun pada tahun 2000 dan 2001 menjadi 17,03 persen dan 16,39 persen (BPS, 2002). Tanaman bahan makanan (farm food corp) adalah salah satu sub sektor pertanian yang di dalamnya mencakup komoditi padi, jagung, ketela, kacangkacangan, sayuran dan buah-buahan. Sub sektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang terbesar diantara sub-sub sektor lainnya yaitu 50 persen lebih dari seluruh nilai tambah pertanian. Pada tahun 1999, sub sektor tanaman bahan makanan menyumbang 53,90 persen atau meningkat 19,48 persen dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2000 dan 2001, kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor pertanian menurun menjadi 51,26 persen dan 50,88 persen (BPS, 2002). Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat (2001), tomat merupakan salah satu dari 10 komoditas unggulan sayuran dan buah-buahan untuk dikembangkan di Jawa l3arat. Daerah sentra produksi tomat di Jawa Barat terdapat di empat kabupaten yaitu, Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Bandung dan Garut. Keempat kabupaten sentra produksi tomat memberikan kontribusi luas pnnen tomat sebesar 53,46 persen dari luas panen tomat di Propinsi Jawa Barat dan memberikan kontribusi produksi tomat sebesar 44,66 persen dari produksi tomat dj Propinsi Jawa Barat. Produktivitas tomat di Kabupaten Sukabumi hanya 8,39 ton per hektar, sangat rendah dibandingkan dengan produktivitas tomat di Bandung, Cianjur dan Garut, bertumt-turut 18,23, 22, 13 dan 18,85 ton per ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat, 2000). Melihat kondisi alam Kabupaten Sukabumi yang cocok ditanami sayuran, namun memiliki kesenjangan antara produksi yang terjadi dengan produksi maksimal yang sehamsnya dapat dicapai dengan menggunakan input dan teknologi tertentu, maka efisiensi teknis penggunaan input dapat diimplementasikan agar petani dapat mencapai basil produk yang maksimum yang pada akhimya meningkatkan pendapatan petani...dstid
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcTomat Stochastic production frontierid
dc.titleAnalisis pendapatan dan efisiensi teknis produksi usahatani tomat dengan pendekatan stochastic production frontier di desa Karawang, kecamatan Sukabumi, kabupaten Sukabumi, Jawa Baraid
dc.typeUndergraduate Thesisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record