Penilaian Kerugian Pada Sektor Pertanian Akibat Kekeringan DAS Cimanuk di Kabupaten Garut
Abstract
Penilaian kerugian pada sektor pertanian akibat kekeringan DAS Cimanuk
ini mengidentifikasi penyebab kekeringan di DAS Cimanuk kabupaten Garut.
Identifikasi penyebab dilakukan menggunakan analisis deskriptif berdasarkan
hasil wawancara kepada key person. Penyebabnya diakibatkan oleh dua faktor
yaitu faktor utama dan faktor pendukung berupa robohnya jembatan, faktor alam,
manusia dan faktor bencana lain. Kemudian menganalisis ketersediaan debit dan
jumlah air DAS Cimanuk yang dimanfaatkan/dibutuhkan untuk sektor pertanian
berdasarkan analisis ketersediaan dan kebutuhan air untuk irigasi. Hasil dari
analisis ini menyatakan bahwa jumlah debit pada beberapa bulan kurang untuk
pasokan irigasi. Perhitungan kerugian akibat kekeringan DAS Cimanuk pada
sektor pertanian dilakukan setelah analisis ketersediaan air. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini diantaranya perubahan produktivitas, tambahan
biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan data sekunder kerugian akibat kekeringan
pada sektor pertanian khususnya pesawahan adalah Rp 21.266.383.650.
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara kepada 66 responden kerugian mencapai
Rp 656.911.150. Selain itu, ada tambahan biaya/ biaya yang dikeluarkan oleh
masyarakat dan dinas sebesar Rp 2.195.000.000. Serta mengetahui solusi yang
tepat untuk mengatasi kekeringan DAS Cimanuk dan memperkiraan jumlah biaya
yang dibutuhkan untuk restorasi DAS Cimanuk. Upaya yang dapat mencegah
atau mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi DAS Cimanuk
merupakan upaya yang tidak bisa berdiri sendiri. Revegetasi lahan kritis dengan
estimasi biaya yang diperlukan sekitar Rp 20.367.751.500 serta dua upaya yang
mendampinginya adalah peraturan yang jelas dan sistem kelembagaan