Estimasi nilai kerugian fisik rumahtangga dan potensi penerapan asuransi bencana akibat bencana erupsi Gunung Sinabung (studi kasus: Desa Beganding, Kabupaten Tanah Karo)
Abstract
Bencana erupsi gunung Sinabung memberikan dampak negatif bagi masyarakat di
Desa Beganding, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Dampak bencana yang
dialami rumahtangga berupa hujan abu vulkanik yang merusak tanaman pertanian
dan aset-aset fisik rumahtangga. Kerusakan aset fisik rumahtangga berupa
kerusakan pada atap rumah dan kendaraan. Desa Beganding berada di luar zona
bahaya yang diungsikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Tanah Karo. Hal tersebut menyebabkan kurangnya perhatian terhadap
dampak negatif yang dialami rumahtangga akibat bencana erupsi gunung
Sinabung. Kurangnya perhatian pemerintah perlu disikapi masyarakat dengan
melakukan upaya manajemen risiko bencana secara mandiri. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan mengasuransikan aset fisik tersebut. Asuransi
yang secara khusus menanggung risiko kerugian bencana alam di Indonesia belum
diterapkan untuk daerah-daerah rawan bencana alam, sehingga dianggap perlu
dilakukan penelitian mengenai potensi penerapan asuransi bencana tersebut di
Desa Beganding. Penelitian ini dilakukan untuk (1) Mengestimasi nilai kerugian
fisik rumahtangga akibat bencana erupsi gunung Sinabung; (2) Menganalisis
persepsi stakeholder terhadap bencana dan asuransi bencana; (3) menganalisis
willingness to pay rumahtangga terhadap premi asuransi bencana. Hasil estimasi
nilai kerugian fisik rumahtangga menunjukkan rumahtangga di Desa Beganding
mengalami kerugian sebesar Rp 680.465.820. Analisis persepsi terhadap bencana
dan asuransi bencana menunjukkan stakeholder memiliki persepsi yang tinggi
terhadap bencana dan asuransi bencana. Kondisi tersebut menunjukkan
stakeholder memiliki keinginan yang tinggi untuk melakukan upaya mitigasi
bencana. Analisis willingness to pay terhadap premi asuransi bencana
menunjukkan bahwa sebagian kelompok masyarakat tidak mampu membayar
premi asuransi secara penuh dan sebagian kelompok masyarakat lainnya
memiliki kemampuan yang lebih dalam membayar premi asuransi bencana. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam memperbaiki
kegiatan penanggulangan bencana dan membantu dalam menentukan kebijakan
mitigasi bencana di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana alam.
