dc.description.abstract | Menanam durian dalam skala besar membutuhkan perencanaan yang cermat
antara lain meliputi pemilihan lokasi, bibit, pemeliharaan dan pengelolaan.
Perencanaan yang cet'lllat ini sangat penting karena menyangkut besarnya modal yang
dikeluarkan dan lamanya waktu untnk menunggu basil panen. Terkait dengan ha! ini,
maka evaluasi kesesuaian lahan sebagai langkah awal untuk menuju k.eberhasilan
panen durian menjadi penting.
Di daerah Kabupaten Lebak dengan curah hujannya yang bervariasi, tanaman
durian ini banyak sekali dijumpai Namun tumbuhnya menyebar liar, karena
masyarakat setempat membiarkan tanaman tersebut turnbuh dimana saja tanpa ada
perlakuan budidaya yang intensif. Mengingat bal ini, maka diperlukan suatu evaluasi
lahan untuk menentukan daerab-daerah yang berpotensi sebagai daerah
pengembangan komoditi durian.
Salah satu faktor penentu pertumbuban dan produksi durian adalah curah
hujan. Oleh karena itu, maka dipilih empat Kecamatan yang mewakili zona curah
hujan berbeda, yaitu Kecamatan Warunggunung untuk zona curah hujan < 2000
mm/tahun, Kecamatan Sajira untuk zona curah hujan 2000-3000 mm/tahun,
Kecamatan Gunung Kencana untuk zona curah hujan 3000-4000 mm/tahun dan
Kecamatan Cibeber untuk zona curah hujan > 4000 mm/tahun. Tanah-tanah di daerah penelitian memiliki tingkat kesuburan yang rendah.
Dari analisa data sifat kirnia dan sifat fisik tanah diperoleh hasil kelas kesesuaian
lahan aktual cukup sesuai (S2) untuk Kecamatan Warunggunung, dengan faktor
pembatas curah hujan, tekstur, kedalaman tanah, KTK tanah dan pH tanah.
Kecamatan Sajira tergolong sesuai marjinal (S3), dengan fuktor pembatas kedalaman
tanah. Kecamatan Gunung Kencana tergolong sesuai marjinal (S3), dengan filktor
pembatas curah hujan dan kejenuhan basa. Serta Kecamatan Cibeber tergolong tidak
sesuai (N), dengan filktor pembatas curah hujan. Setelah mempertimhangkan usaha
perbaikan pada semua faktor pembatas yang ada, diperoleh kelas kesesuaian lahan
potensial cukup sesuai (S2) di Kecamatan Warunggunung, dengan faktor pembatas
curah hujan, tekstur dan kedalaman tanah. Kecamatan Sajira tergolong sesuai
marjinal (S3), dengan fuktor pembatas kedalaman tanah. Kecamatan Gunung
Kencana tergolong sesuai marjinal (S3), dengan faktor pembatas curah hujan. Serta
Kecamatan Cibeber tergolong tidak sesuai (N), dengan filktor pembatas curah hujan.
Dari penilaian kelas kesesuaian lahan potensial diatas, bisa direkomendasikan
lahan di Kecamatan W anmggunung sebagai lahan wituk pengembangan komoditi
durian, karena memiliki fuktor pembatas yang relatif lebih kecil jika dihandingkan
dengan tiga lokasi sampel lainnya. | id |