Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Vincentius Paulus
dc.contributor.advisorPasaribu, Riza Aitiando
dc.contributor.authorHasbiriza, Muhammad
dc.date.accessioned2023-10-10T05:48:55Z
dc.date.available2023-10-10T05:48:55Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126141
dc.description.abstractKabupaten Lumajang merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap ancaman bencana tsunami. Hal ini terjadi dikarenakan wilayah Kabupaten Lumajang berhadapan langsung dengan pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis bahaya tsunami di Kabupaten Lumajang menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan dua skenario ketinggian tsunami, yaitu 10 meter dan 25,4 meter. Metode Berryman digunakan dalam pemetaan bahaya tsunami dengan mengaplikasikan perhitungan matematis yang mempertimbangkan parameter karakteristik garis pantai, koefisien kekasaran permukaan, kemiringan lereng, dan ketinggian tsunami di garis pantai. Daerah yang berpotensi tergenang tsunami akan ditampilkan dalam bentuk peta bahaya yang diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa pada skenario 10 meter, 5 kecamatan berpotensi tergenang tsunami dengan total luas terdampak 4.344,6 hektar, dengan Kecamatan Pasirian memiliki area terdampak terluas. Skenario 25,4 meter berdampak pada 5 kecamatan dengan total luas mencapai 9.980,4 hektar, dengan Kecamatan Yosowilangun menjadi yang terluas.id
dc.description.abstractKabupaten Lumajang is a region highly vulnerable to the threat of tsunamis due to its direct exposure to the convergence of the Eurasian and Indo-Australian tectonic plates. The purpose of this research is to map and analyze tsunami hazards in Lumajang Regency using Geographic Information Systems (GIS) with two tsunami height scenarios, namely 10 meters and 25,4 meters. The Berryman method was used in tsunami hazard mapping by applying mathematical calculations that considered the characteristic parameters of the coastline, surface roughness coefficient, slope, and tsunami height at the coastline.. Areas potentially inundated by tsunamis were depicted in hazard maps categorized into three levels of risk. The mapping results revealed that in the 10-meter scenario, 5 districts were risk of tsunami inundation, with a total affected area of 4.344,6 hectares, with Pasirian District having the largest impacted area. In the 25,4-meter scenario, 5 districts were affected with a total area of 9.980,4 hectares, and Yosowilangun District had the most extensive impact area.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePemetaan Bahaya Tsunami di Pesisir Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis.id
dc.title.alternativeTsunami Hazard Mapping in Coastal Lumajang District Using Geographical Information Systemsid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordMetode Berrymanid
dc.subject.keywordPeta Bahayaid
dc.subject.keywordSIGid
dc.subject.keywordSkenario Tsunamiid
dc.subject.keywordTsunamiid
dc.subject.keywordBerryman Methodid
dc.subject.keywordGISid
dc.subject.keywordHazard Mapid
dc.subject.keywordTsunami Scenariosid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record