dc.description.abstract | Meningkatnya jumlah penduduk yang sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pangan, mendorong penduduk untuk mengeksploatasi sumberdaya alam semaksimal mungkin. Dihadapkan kepada masalah pengelolaan lahan kering di Hulu DAS Citanduy yang kurang bijaksana, bukan hanya menimbulkan lahan lahan kritis yang semakin meluas tetapi juga menimbulkan kerugian-kerugian bagi daerah hilir. Kerugian-ke.rugian yang ditimbulkan dapat berupa antara lain banjir, kekeringan dan tanah longsor. Salah satu usaha pembinaan daerah hulu adalah dengan membangun unit percontohan usaha pelestarian sumberdaya alam (UPSA dan Model Farm). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh tingkat keberhasilan Model Farm dan UPSA. Kriteria yang digunakan adalah (1) usaha konservasi tanah dan air, (2) usaha intensifikasi pertanian dan (3) perluasan areal dampak. Selain itu juga ingin mengetahui pembandingan tingkat keberhasilan antara Model Farm dengan UPSA. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perbaikan dalam pelaksanaan unit percontohan di daerah Citanduy dan sebagai bahan pertimbangan bagi pelaksanaan dan pengembangannya di DAS-DAS lainnya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan unit percontohan, maka ditentukan enam lokasi yang tersebar di Sub DAS Cijolang-DAS Citanduy dan sebagian DAS Cisanggarung Kabupaten Kuningan. Dari setiap lokasi ditentukan 10 orang petani contoh, sehingga jumlah seluruhnya 60 orang yang terdiri dari 30 orang petani Model Farm dan 30 orang petani UPSA. Data yang dikumpulkan diperoleh melalui pengisian Daftar Pertanyaan (kuesioner) oleh petani contoh. Untuk mengetahui pembandingan tingkat keberhasilan antara Model Farm dengan UPSA, analisis data dilakukan dengan menggunakan uji-t. Usaha konservasi tanah dan air antara Model Farm dan UPSA pada suatu kelompok umur tidak menunjukkan perbedaan. Terdapat kecenderungan bahwa, nilai usaha konservasi tanah dan air lebih kecil pada unit percontohan yang dibangun lebih awal dari pada yang dibangun kemudian. ... | id |