Show simple item record

dc.contributor.advisorSunkar, Arzyana
dc.contributor.advisorRachmawati, Eva
dc.contributor.authorElviandri, Yoni
dc.date.accessioned2023-10-05T06:27:26Z
dc.date.available2023-10-05T06:27:26Z
dc.date.issued2023-10
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125884
dc.description.abstractMasyarakat adat sebagian besar menggunakan sumber daya alam seperti spesies satwa dan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Spesies yang memiliki peran tinggi dalam budaya disebut sebagai Spesies Kunci Budaya (SKB). Keberadaan SKB dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati, salah satunya melalui wisata. Jika wisata dikelola oleh masyarakat adat, maka hasilnya akan lebih baik secara ekologi, ekonomi, maupun budaya. Pendekatan SKB adalah salah satu langkah untuk menjaga budaya namun juga berdampak pada kelestarian lingkungan dan meningkatkan pendapatan melalui produk wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi dan preferensi masyarakat adat, menentukan SKB masyarakat yang dapat dikembangkan sebagai produk wisata, serta merancang produk wisata berdasarkan SKB masyarakat adat. Penelitian dilakukan di Desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang termasuk dalam wilayah adat masyarakat Lekuk 50 Tumbi dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Pendekatan penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengambilan data berupa wawancara mendalam, kuesioner, observasi lapang, pemetaan partisipatif, dan studi pustaka. Pengambilan sampel secara nonprobability sampling dengan 90 respondent dan 9 informan yang mewakili tiga dusun di Desa Lempur Mudik. Wawancara dengan informan dilakukan untuk menggali data terkait SKB, sedangkan wawancara dengan responden dilakukan menggunakan instrument kuesioner. Kuesioner bertujuan untuk menggali data karakteristik masyarakat serta memuat 8 pernyataan persepsi dan 4 pertanyaan terkait preferensi masyarakat dalam pemanfaatan SKB untuk wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (95,6%) masyarakat setuju untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan wisata. Kelompok umur dan pendidikan terakhir memengaruhi persepsi masyarakat dalam partisipasi wisata. Masyarakat kelompok umur 26-45 tahun merupakan kelompok umur yang menjawab setuju paling banyak untuk berpartisipasi dalam wisata. Mereka berperan penting dalam menjaga pengetahuan tradisional untuk diturunkan kepada generasi berikutnya. Pengetahuan mereka terkait SKB dan keterlibatan mereka dalam pengembangan wisata berperan penting menjaga kelestarian SKB. Begitupun dengan pendidikan terakhir masyarakat yang sebagian besar SMA (65,5%), menunjukkan adanya kemudahan dalam menerima inovasi terutama dalam pengembangan wisata. Masyarakat Lekuk 50 Tumbi mengenal 162 jenis spesies yang terdiri dari 91 jenis tumbuhan dan 71 jenis satwa. Semua jenis tumbuhan dimanfaatkan secara langsung baik, sedangkan satwa sebagian besar (63,4%) tidak dimanfaatkan secara langsung, hanya dikenal ada keberadaannya di sekitar masyarakat. Hasil penilaian menunjukkan dari 162 spesies, hanya 11 spesies yang termasuk SKB masyarakat Lekuk 50 Tumbi terdiri dari 8 tumbuhan dan 3 satwa di mana padi dan kerbau memperoleh skor penilaian tertinggi. Sebagian besar SKB (91%) memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (memiliki nilai ekonomi). SKB hasil budidaya juga lebih banyak dibandingkan SKB di dalam TNKS karena dipengaruhi aktivitas masyarakat yang lebih banyak di luar kawasan. Hal ini berdampak positif dari segi pemanfataan sumberdaya kawasan TNKS karena masyarakat tidak terlalu tergantung dengan sumberdaya dalam kawasan. Berdasarkan penilaian, kantong semar merupakan SKB dengan nilai tertinggi (sangat potensial) dan direkomendasikan sebagai produk utama wisata eko-budaya yang dikembangkan masyarakat Lekuk 50 Tumbi. Ikan semah, harimau, padi, kopi, kayu manis, dan kerbau direkomendasikan sebagai produk wisata pendukung di dalam maupun luar kawasan konservasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil preferensi masyarakat juga menyatakan bahwa sebagian besar (96,7%) masyarakat ingin terlibat dalam pengembangan SKB sebagai produk wisata. Kantong semar dan ikan semah adalah jenis SKB yang paling banyak diminati masyarakat untuk dikembangkan sebagai produk wisata karena sifatnya yang unik dan tidak dimiliki oleh daerah lain di Kabupaten Kerinci.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titlePengembangan Wisata Berbasis Masyarakat Adat dengan Pendekatan Spesies Kunci Budaya dalam Konservasi Biodiversitasid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordconservationid
dc.subject.keywordeco-cultural tourismid
dc.subject.keywordlekuk 50 tumbiid
dc.subject.keywordlocal wisdomid
dc.subject.keywordnational parkid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record