Show simple item record

dc.contributor.advisorSehabudin, Ujang
dc.contributor.authorArroyan, Raihani
dc.date.accessioned2023-09-20T07:49:38Z
dc.date.available2023-09-20T07:49:38Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125043
dc.description.abstractSistem pertanian yang berkembang selama ini terdiri atas sistem pertanian konvensional dan sistem pertanian organik. Pertanian konvensional ditandai dengan pemakaian pupuk dan pestisida, sehingga dapat memberikan dampak yang merugikan, seperti pencemaran lingkungan dan terganggunya kesehatan manusia. Gaya hidup sehat serta kearifan masyarakat dalam memilih pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan mendorong permintaan pangan sehat dan bergizi tinggi yang dapat diproduksi dengan metode pertanian organik. Namun, output yang dihasilkan dengan menggunakan sistem pertanian organik lebih rendah dibandingkan dengan non organik. Hal tersebut akan mempengaruhi pendapatan petani, sehingga diperlukan analisis terhadap pendapatan usahatani. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengkaji struktur biaya usahatani sayuran organik dibandingkan dengan usahatani sayuran non organik 2) Menganalisis pendapatan usahatani sayuran organik dibandingkan dengan usahatani sayuran non organik. Tujuan penelitian diperoleh dengan melakukan wawancara kepada petani sayuran organik dan non organik, sehingga diperoleh informasi mengenai usahatani sayuran organik dan non organik. Tujuan pertama diperoleh dengan mengklasifikasi biaya yang dikeluarkan selama proses berusahatani dan memproporsikannya dalam bentuk persentase. Tujuan kedua diperoleh dengan menganalisis pendapatan usahatani sayuran organik dan non organik. Nilai pendapatan usahatani sayuran tersebut merupakan selisih dari penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan oleh masing-masing usahatani sayuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh usahatani sayuran organik lebih rendah dibandingkan non organik dan tenaga kerja merupakan biaya yang terbesar dikeluarkan oleh kedua usahatani sayuran tersebut. Namun, jika dilihat berdasarkan biaya per kilogram output menunjukkan bahwa biaya sayuran organik lebih tinggi dibandingkan non organik. Pendapatan usahatani sayuran organik lebih tinggi dibandingkan non organik dan komoditas yang memiliki pendapatan tertinggi per kilogram output yang dihasilkan adalah cabai, baik yang diusahakan secara organik maupun non organik. Pendapatan usahatani sayuran organik tersebut juga berbeda nyata dengan non organik secara statistik yang diperoleh dari hasil uji nilai tengah menggunakan SPSS 17.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEconomics and managementid
dc.subject.ddcResources and envoronmentalid
dc.titleAnalisis Struktur Biaya dan Pendapatan Usahatani Sayuran Organik dan Non Organik (Kasus Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor).id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAgricultural systemid
dc.subject.keywordfarming costsid
dc.subject.keywordagribusinessid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record