dc.description.abstract | Tiga galur dari 138 isolat bakteri yang berasosiasi dengan spons dari Waisai, Pulau Raja
Ampat, Propinsi Papua Barat, Indonesia, diketahui mampu menghasilkan aktivitas penghambatan
terhadap subtilisin (protease serin), termolisin (protease logam), dan ekstrak kasar dari bakteri
patogen Eschericia coli enteropathogenic (EPEC) K.1.1, Staphylococcus aureus, dan
Pseudomonas aeruginosa. Isolat-isolat tersebut dinamakan sebagai SAB S-12, SAB S-21, and
SAB S-17. Metode agar-agar lapis ganda yang terdiri atas lapis kasein dan SWC (sea water
complete) digunakan untuk menapis produsen penghambat protease terhadap kelompok bakteri
patogen penghasil protease, seperti EPEC K.1.1, S. aureus, dan P. Aeruginosa. Dari ketiga isolat
penghasil penghambat protease, isolat SAB S-12 tidak menghasilkan zona penghambatan, hal ini
mengindikasikan bahwa galur tersebut memiliki aktivitas penghambatan terbesar. Isolat SAB S-12
memiliki aktivitas penghambatan terbesar terhadap termolisin dan enzim ekstrak kasar dari
kelompok bakteri patogen berturut-turut sebesar 91.570% dan 98.846%. Kemudian, isolat SAB S-
21 memiliki aktivitas penghambatan terbesar terhadap termolisin sebesar 70.370%. Kondisi
pertumbuhan optimum dari ketiga galur tersebut pada rentang pH 7.0-8.0 dan rentang suhu 40-
50˚C pada media SWC. Semua galur penghambat protease termasuk ke dalam kelompok bakteri
Gram-negatif dan berbentuk batang. | id |