dc.description.abstract | Peningkatan hasil pertanian menyebabkan peningkatan limbah pertanian seperti tongkol
jagung. Tongkol jagung dapat dijadikan prebiotik melalui tahapan delignifikasi, pemecahan
selulosa, dan pemecahan hemiselulosa. Analisis mikrobiologis pada kolon mencit dilakukan untuk
melihat jumlah Lactobacillus sp. dan Escherichia coli sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Perlakuan tersebut berupa ransum kontrol, ransum prebiotik 2,5%, ransum prebiotik 5%, ransum
prebiotik 7,5%, ransum kontrol + EPEC K1.1, ransum prebiotik 2,5% + EPEC K1.1, ransum
prebiotik 5% + EPEC K1.1, dan ransum prebiotik 7,5% + EPEC K1.1.
Kombinasi isolat aktinomiset KBM 6 dan Streptomyces costaricanus 45I-3 merupakan
kombinasi isolat terbaik untuk memecah selulosa dan hemiselulosa yang terdapat pada tongkol
jagung dibandingkan dengan dua kombinasi isolat lain (Bacillus sp. C5-1 dan Streptomyces sp.
234P-16, aktinomiset KBM 7 dan Streptomyces costaricanus 45I-3). Pengujian sifat prebiotik
secara in vivo pada mencit (Mus musculus) terhadap jumlah Lactobacillus sp. menunjukkan
pemberian ransum kontrol, prebiotik 2,5%, prebiotik 5%, dan prebiotik 2,5% + EPEC K1.1 tidak
berbeda nyata dengan sebelum perlakuan. Penurunan jumlah Lactobacillus sp. ditunjukkan oleh
pemberian prebiotik 7,5%, prebiotik 5% + EPEC K1.1, dan prebiotik 7,5% + EPEC K1.1,
sedangkan jumlah Escherichia coli pada mencit menunjukkan sebelum perlakuan dengan kontrol
tidak berbeda nyata, pemberian prebiotik 2,5% + EPEC K1.1 tidak berbeda nyata dengan
pemberian prebiotik 5% + EPEC K1.1, pemberian prebiotik 5% tidak berbeda nyata dengan
pemberian prebiotik 7,5% + EPEC K1.1, dan penurunan jumlah E. coli tertinggi pada pemberian
prebiotik 7,5%. | id |