Show simple item record

dc.contributor.advisorSuparto, Irma Herawati
dc.contributor.advisorPerwitasari, Raden Roro Dyah
dc.contributor.advisorSaepuloh, Uus
dc.contributor.authorPratiwi, Asri Saffanah
dc.date.accessioned2023-09-15T07:51:50Z
dc.date.available2023-09-15T07:51:50Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/124791
dc.description.abstractDiabetes melitus tipe 2 (DM2) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat menurunnya respon terhadap insulin (resistensi insulin). Penyakit ini dapat dicetuskan karena pola hidup tidak sehat dan faktor genetik. Dalam penangkaran monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Pusat Studi Satwa Primata IPB, ditemukan beberapa hewan dalam suatu koloni yang mengalami peningkatan gula darah tanpa diberi perlakuan khusus, sehingga dikategorikan sebagai DM2 spontan. Kejadian DM2 spontan dapat dikaitkan dengan faktor genetik seperti dilaporkan pada manusia, diantaranya adalah polimorfisme pada gen ENPP1, PPARGC1A, dan VEGFA. Ketiga gen ini telah dilaporkan memiliki beberapa titik mutasi yang berasosiasi dengan perkembangan penyakit DM2 pada manusia, namun belum ada informasi tentang polimorfisme ketiga gen pada monyet ekor panjang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi secara parsial gen ENPP1, PPARGC1A, dan VEGFA pada monyet ekor panjang non-DM2 dan DM2 spontan sehingga dapat dijadikan sebagai penanda genetik DM2 pada monyet ekor panjang. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan titik-titik mutasi pada manusia dengan monyet ekor panjang. Sekuen yang mengalami mutasi pada manusia dicari dengan program dbSNP, selanjutnya digunakan BLAST untuk mengetahui posisinya pada sekuen monyet ekor panjang. Hasil BLAST dijadikan dasar untuk mendesain primer forward dan reverse. Sampel darah dari 10 ekor monyet ekor panjang jantan dewasa (non-DM2 = 5 ekor, DM2 spontan = 5 ekor) diekstraksi untuk mendapatkan DNA. Cetakan DNA diamplifikasi dengan teknik polymerase chain reaction (PCR), kemudian produk PCR diurutkan basa nukleotidanya dengan teknik sekuensing. Hasil sekuensing disejajarkan untuk menemukan titik mutasi yang membedakan antara moyet non-DM2 dan DM2 spontan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua titik mutasi pada manusia yang menjadi target tidak ditemukan pada monyet ekor panjang yang diteliti. Ketiga gen yang digunakan berukuran sangat besar sehingga memungkinkan adanya perbedaan titik mutasi antara manusia dengan monyet ekor panjang. Polimorfisme yang ditemukan pada penelitian ini adalah ENPP1 c.133+134(A>G) dan c.133+144(T>G) di intron 4, serta PPARGC1A c.632+57(G>A) di intron 10. Namun ketiga polimorfisme ini tidak hanya ditemukan pada salah satu kelompok hewan, sehingga tidak dapat dijadikan sebagai pembeda antara monyet non-DM2 dan DM2 spontan.id
dc.description.sponsorshipKementerian Riset dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia Pendanaan Penugasan Pelaksanaan Riset tahun 2021 Nomor: 077/SP2H/LT/DRPM/2021 kepada Dr. dr. Irma Herawati Suparto, M.S.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleKarakterisasi Parsial Gen ENPP1, PPARGC1A, dan VEGFA pada Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Spontanid
dc.title.alternativePartial Characterization of ENPP1, PPARGC1A, and VEGFA in Cynomolgus Monkey (Macaca fascicularis) with Spontaneous Type 2 Diabetes Mellitusid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcynomolgus monkeyid
dc.subject.keywordgenetics of DM2id
dc.subject.keywordsingle nucleotide polymorphismsid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record